Kisah Nakes Gerald Sokoy Terjun ke Jurang Sedalam 300 Meter saat Diserang KKB

Nakes Gerald Sokoy (dua kanan) saat dipertemukan dan diserahkan ke keluarganya di Sentani, Jayapura usai dibebaskan dari KKB. Foto/iNews TV/Edy Siswanto

TRANSKEPRI.COM, JAYAPURA - Tenaga Kesehatan (nakes) Gerald Sokoy menyelamatkan diri dari serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua dengan terjun ke jurang sedalam 300 meter. Peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya itu terjadi pada Senin 13 September 2021 lalu.

Gerald Sokoy menceritakan kejadian saat KKB melakukan penyerangan Puskesmas dan fasilitas lain termasuk menganiaya rekan sejawatnya, almarhum Gabriella Meilani.

"Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena saya bisa sampai dengan selamat di sini. Kejadian itu tanggal 13 September. Pagi-pagi kami siap pelayanan namun tiba tiba ada yang datang dan berteriak mau bakar rumah," ujarnya yang nampak masih shock atar peristiwa yang dialami, Sabtu (25/9/2021).
"Namun, karena takut jadi kami di dalam rumah saja. Dan sempat ada tembakan dari dalam kita punya rumah sendiri ini," tuturnya mengisahkan peristiwa mencekam yang dialaminya.

Tembakan dari dalam rumah yang dimaksud Gerald adalah dari KKB. Tembakan itu membuat dia kaget dan memutuskan untuk lompat kejurang yang berada di belakang Puskesmas dengan kedalaman sekitar 300 meter.

"Bunyi tembakan itu yang saya kaget dan lompat ke dalam jurang. Habis itu saya terus lari-lari dan tidak pernah saya balik ke belakang (melihat ke belakang). Langsung saya turun ke kali (sungai) sampai sudah mulai tenang, saya mulai jalan sampai di mana ada tempat untuk tidur sedikit saya tidur lalu bangun dan jalan lagi. Sampai saya bisa selamat," ungkapnya.
Meski tidak menceritakan perihal penyanderaannya oleh KKB, Gerald Sokoy nampak mengiyakan saat fotonya bersama pentolan KKB yang menenteng senjata diperlihatkan kepadanya.
Gerald menceritakan jika dalam upayanya menyelamatkan diri tersebut, dirinya bertemu masyarakat.
"Saya jalan dari kali (sungai) sampai saya ketemu masyarakat. Mereka kasih makan minum dan karena saya bilang mau pulang ke Sentani karena mama saya sakit. Kemudian mereka persilahkan saya balik. Lalu saya ketemu masyarakat lagi kemudian panggil menggunakan radio SSB," jelasnya.

Setelah terjadi komunikasi melalui SSB dengan pihak gereja, kemudian Gerald dibawa ke Distrik Okika hingga bisa dievakuasi ke Sentani Kabupaten Jayapura.

Kini, Gerald Sokoy yang sempat disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo pasca penyerangan Puskesmas Kiwirok lalu akhirnya berhasil dibebaskan.

Upaya pembebasannya dilakukan oleh tokoh masyarakat dan gereja di Kiwirok bekerjasama dengan pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang.

Usai dibebaskan, Nakes Gerald Sokoy didampingi Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, perwakilan DPRD, perwakilan Polres Pegubin dan TNI tiba di Bandara Sentani dan dibawa ke salah satu hotel di Sentani untuk diserahterimakan kepada pihak keluarga.

Dia menceritakan kisahnya didampingi Emanuel Gobay selaku Koordinator LBH Papua. Emanuel Gobay dalam kesempatan itu meminta awak media tidak terlalu menggali informasi terkait peristiwa dugaan penyanderaan dengan alasan kondisi psikologis Gerald Sokoy.

"Nanti kita akan beri waktu lagi, dan soal ini sudah kita sampaikan ke Komnas HAM perwakilan Papua," katanya. (net)
 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar