Rekor dan Sejarah 5 Jago Indonesia Guncang Jagat Bulu Tangkis

Rekor dan Sejarah 5 Jago Indonesia Guncang Jagat Bulu Tangkis/Badminton Indonesia

TRANSKEPRI.COM. JAKARTA - Para pemain Indonesia mengguncang jagat bulu tangkis dunia dengan meraup 26 gelar di sepanjang Turnamen BWF World Tour 2019. Dari 26 gelar tersebut, lima pemain mengukir rekor dan sejarah spektakuler.

Lima pemain tersebut: ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, tunggal putra Jonatan Christie, ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Berikut catatan prestasi kelimanya di musim 2019.

1. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo

Marcus/Kevin menjadi Raja Ganda Putra pertama kali pada 16 Maret 2017. Sejak 28 September hingga hari ini, Minions genap 119 Minggu beruntun menjadi No. 1 Dunia. Total, mereka menduduki takhta ganda putra selama 131 pekan.

Duet Marcus/Kevin juga tercatat mempertahankan prestasinya dengan merebut 8 gelar juara di Turnamen BWF World Tour 2019. Yakni, Malaysia Masters, Indonesia Masters, Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, French Open, dan Fuzhou China Open.

Tahun lalu, Marcus/Kevin menyapu 9 gelar juara.Prestasi lainnya Minions menjadi runner-up Kejuaraan Asia. Segudang prestasi tersebut mengantarkan Minions lolos ke Final BWF World Tour di Guangzhou, China. Sayang, mereka hanya sampai di semifinal. Hingga akhir musim 2019, Minions di puncak Rangking BWF dengan mengoleksi 105.803 poin dari 18 turnamen.

2. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Spektakuler! Kata ini paling pas disematkan pada duet Hendra/Ahsan yang mengguncang peta ganda putra dunia sepanjang 2019. Rekor dan sejarah ditorehkan The Daddies untuk menjaga marwah ganda putra Indonesia.

Sepak terjang Daddies disorot BWF yang menjuluki mereka Super Daddy berkat prestasi spektakuler dalam usia di atas 30 tahun.Hendra yang berusia 35 tahun dan Ahsan di usia 32 tahun menjaga konsistensi prestasinya dengan menjadi ganda putra tertua yang merebut juara All England, Juara Dunia, dan Final BWF World Tour. Satu gelar lainnya diraih Hendra/Ahsan di New Zealand Open.

Sukses itu membuat Daddies menjadi ganda putra pertama dalam sejarah BWF yang merebut tiga gelar prestisius tersebut dalam satu musim. Hendra/Ahsan juga mencetak hat-trick juara dunia sebagai pasangan setelah 2013 dan 2015. Hendra juga mengukir juara dunia keempat kalinya - - berpasangan dengan Markis Kido pada 2007.

Musim ini, Daddies menjadi ganda putra yang paling sering masuk final, 11 kali dengan empat di antaranya juara. Tujuh runner-up diraih Hendra/Ahsan di Indonesia Masters, Singapore Open, Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, dan Hong Kong Open.

Mereka juga mencatat rekor poin Rangking Dunia BWF dengan meraih 99.500 poin dari 20 turnamen.Jumlah itu membuat mereka tinggal 500 poin masuk Club 100, pemain atau pasangan yang meraih 100.000 poin Rangking Dunia BWF. Nilai itu membuat mereka aman di posisi kedua di bawah Minions yang perkasa dengan koleksi 105.803 poin dari 18 turnamen.

3. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti

Musim ini sangat bersejarah bagi Prsveen/Melati. Mereka meraih dua gelar beruntun di Turnamen BWF World Tour Super 750 di Denmark Open dan French Open. Hebatnya, gelar tersebut diraih Praveen/Melati dengan menghancurkan duo monster ganda campuran China, Wang Yi Lyu/Huang Dongping dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong di final.

Dua gelar beruntun tersebut mengakhiri dahaga juara setelah berpasangan. Mereka harus menunggu lama untuk menjadi juara setelah empat final sebelumnya hanya menjadi runner-up di India Open, New Zealand Open, Australian Open, dan Japan Open.

Sukses itu membuat mereka menembus Final BWF World Tour pertama kali sejak dipasangkan. Praveen/Melati mengakhiri musim 2019 dengan menempati peringkat lima dunia yang menjadi posisi tertinggi dalam karir mereka. Satu prestasi manis diraih Praveen/Melati dengan menyabet medali emas di SEA Games 2019.

4. Jonatan Christie

Cerita juara Jonatan mirip dengan apa yang diraih Praveen/Melati. Jojo merebut dua gelar beruntun di New Zealand Open dan Australian Open. Dua gelar tersebut menjadi penghapus dahaga juara setelah sebelumnya menjadi semifinalis.

Due gelar tersebut menjadi sejarah dalam karir Jojo merebut gelar di Turnamen BWF World Tour Super 300 untuk pertama kali. Dua gelar tersebut sekaligus jawaban atas kritik yang menyerangnya seusai meraih emas Asian Games 2018.

Selain dua gelar tersebut, Jojo dua kali menjadi runner-up di Japan Open dan French Open. Jojo juga mencetak debut tampil di Final BWF World Tour dan nyaris lolos ke semifinal.Semua prestasi itu mengantarkan Jojo menutup musim 2019 dengan menempati peringkat 6 dunia. Jojo juga turut mengantarkan tim ebregu putra Indonesia mempertahankan medali emas di SEA Games 2019.

5. Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Duet Greysia/Apriyani menjadi satu-satunya ganda putri Indonesia yang mampu bertahan dalam Top 10 Rangking Dunia BWF 2019. Mereka sempat lama menjadi penghuni Top 5 hingga pertengahan musim sebel melorot ke posisi sembilan di akhir musim.

Setelah meraih perunggu Kejuaraan Dunia, prestasi Greysia/Apriyani menurun yang membuat mereka mendapat warning dari pelatih. Di tengah prestasi menurun, Greysia/Apriyani masih mampu mempertahankan gelar India Open.

Mereka juga menjaga posisinya lolos ke Final BWF World Tour. Kendati menelan tiga kekalahan di penyisihan grup, performa Greysia/Apriyani sedikit meningkat dengan mampu bermain rubber game setelah unggul di game pertama.

Dengan prestasi yang diraih di sepanjang musim 2019, menjadi modal bagi kelima jagoan bulu tangkis Indonesia tersebut untuk berprestasi lebih baik di musim 2020. (ssb)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar