Teken MoU, PLN Batam Siap Pasok Listrik 42 MWp dari Energi Baru Terbarukan

Penandatanganan MOU oleh Direktur Utama PT PLN Batam, M. Irwansyah Putra, Direktur Utama PT PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah dan Direktur Utama PT Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo di Kantor Korporat PT PLN Batam, Senin (17/4/2023).

TRANSKEPRI.COM. BATAM - PT PLN Batam siap memasok listrik yang andal dan kompetitif dari sumber daya energi baru terbarukan (EBT) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta industri di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Melalui Nota Kesepahaman (MoU) tentang Rencana Kerja Sama Potensi Pengembangan, Pembangunan, Kepemilikan, dan Pengoperasian Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Indonesia, antara PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power dan PT Energi Baru TBS, PLN Batam akan memasok listrik sebesar 42 MWp.

Komitmen MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT PLN Batam, M. Irwansyah Putra, Direktur Utama PT PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah dan Direktur Utama PT Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo di Kantor Korporat PT PLN Batam, Senin (17/4/2023). Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto.

Dalam sambutannya, Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo mengungkapkan, MoU ini akan menjadi bagian dari transformasi PLN untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

“Kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah mempercepat transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dan menekan emisi karbon di sektor kelistrikan. PLN tidak bisa berdiri sendiri, PLN harus terbuka dan proaktif menggandeng pihak swasta untuk bersama-sama mencapai target Net Zero Emission 2060,” jelas Wiluyo.

Wiluyo mengatakan upaya transisi energi menuju energi bersih untuk masa depan dapat menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Batam. Ia berharap supaya PLTS Apung ini bisa terwujud dalam waktu, sehingga listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan dimanfaatkan untuk menerangi Pulau Batam dan sekitarnya, yang terhubung dengan jaringan listrik PLN Batam.

Sementara itu Direktur Utama PT PLN Batam, M. Irwansyah Putra mengungkapkan, MoU ini akan menjadi langkah awal bagi PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power dan PT Energi Baru TBS, untuk bersama-sama dan bersinergi melaksanakan studi kajian proyek /keahlian dalam rangka pengembangan, pembangunan, kepemilikan, serta pengoperasian proyek-proyek PLTS terapung di Waduk Tembesi, Batam.

“Pembangunan PLTS Apung 42 MWp ini merupakan proyek EBT terbesar di Kepulauan Riau yang akan menjadi etalase untuk mengundang investor luar untuk berinvestasi di Batam. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat yang sejalan dengan meningkatnya kualitas hidup dan masyarakat Batam, serta mewujudkan pembangunan Pulau Batam, Rempang dan Galang yang berkelanjutan,” kata Irwansyah.

Ia menambahkan bahwa PLN Batam mendukung penuh kebijakan PT PLN (Persero) dalam transisi energi , dimana program Pemerintah untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan hingga tahun 2025 sebesar 23 persen.

Dalam sambutannya, Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo mengungkapkan, MoU ini akan menjadi bagian dari transformasi PLN untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

“Kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah mempercepat transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dan menekan emisi karbon di sektor kelistrikan. PLN tidak bisa berdiri sendiri, PLN harus terbuka dan proaktif menggandeng pihak swasta untuk bersama-sama mencapai target Net Zero Emission 2060,” jelas Wiluyo.

Wiluyo mengatakan upaya transisi energi menuju energi bersih untuk masa depan dapat menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Batam. Ia berharap supaya PLTS Apung ini bisa terwujud dalam waktu, sehingga listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan dimanfaatkan untuk menerangi Pulau Batam dan sekitarnya, yang terhubung dengan jaringan listrik PLN Batam.

Sementara itu Direktur Utama PT PLN Batam, M. Irwansyah Putra mengungkapkan, MoU ini akan menjadi langkah awal bagi PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power dan PT Energi Baru TBS, untuk bersama-sama dan bersinergi melaksanakan studi kajian proyek /keahlian dalam rangka pengembangan, pembangunan, kepemilikan, serta pengoperasian proyek-proyek PLTS terapung di Waduk Tembesi, Batam.

“Pembangunan PLTS Apung 42 MWp ini merupakan proyek EBT terbesar di Kepulauan Riau yang akan menjadi etalase untuk mengundang investor luar untuk berinvestasi di Batam. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat yang sejalan dengan meningkatnya kualitas hidup dan masyarakat Batam, serta mewujudkan pembangunan Pulau Batam, Rempang dan Galang yang berkelanjutan,” kata Irwansyah.

Ia menambahkan bahwa PLN Batam mendukung penuh kebijakan PT PLN (Persero) dalam transisi energi , dimana program Pemerintah untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan hingga tahun 2025 sebesar 23 persen.
 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar