Akses Internet Dorong Pertumbuhan Belanja Online di Asia Tenggara

Hilda Kitti, Kepala Pemasaran Facebook Indonesia, saat memaparkan studi belanja online di Indonesia. Foto/Fikri K/SINDOnews

TRANSKEPRI.COM. JAKARTA - Dunia digital berperan penting dalam pertumbuhan bisnis dan e-commerce di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Dengan akses internet yang lebih baik, intensitas aktivitas belanja secara daring melalui marketplace jadi ikut terdongkrak.

Hal ini diungkapkan oleh Facebook bersama Bain & Company, setelah melakukan sebuah studi baru. Studi untuk melihat bagaimana perilaku dan preferensi kelas menengah membentuk tren belanja di e-commerce dan ranah daring.

Studi ini dilakukan kepada 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Selain itu, studi juga mewawancarai 30 CEO dan pemodal di enam negara tersebut. 

Hasil studi menunjukkan, bahwa kelas menengah di Asia Tenggara akan mendominasi 70-80% dari pertumbuhan konsumen digital pada 2025. Kendati demikian, Hilda Kitti, Kepala Pemasaran Facebook Indonesia, mengatakan, proses pencarian produk sangat penting dalam aktivitas belanja daring.

“64% responden di Indonesia tidak tahu persis apa yang mereka ingin beli saat belanja online, dengan lebih dari 57% responden mengetahui produk dan merek baru melalui sosial media,” kata Hilda di Hotel The Hermitage Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Di sisi lain, lanjut Hilda, 66% responden di Tanah Air mengaku terbuka untuk memilih merek lain atau membeli berbagai merek saat belanja daring. “Artinya, seluruh skala bisnis memiliki peluang besar untuk bersaing dalam cakupan yang lebih besar di Asia Tenggara,” tambah Hilda.

Sementara itu, Edy Wijaja, dari Bain & Company, mengungkapkan, konsumen digital di Asia Tenggara pada 2015 sebanyak 90 juta. Kemudian, mengalami pertumbuhan 2,8 kali lipat menjadi 250 juta konsumen digital pada 2018.

“Tahun 2025 diprediksi akan ada 310 juta konsumen digital di Asia Tenggara,” ucap di tempat yang sama.

Selain itu, lanjut Edy, studi juga menunjukkan bahwa konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta pada 2017 dan menjadi 102 juta pada 2018. “Pertumbuhan transaksi juga diperkirakan tumbuh 3,7 kali menjadi USD48,3 miliar di 2025,” cetus Edy. (ssb)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar