TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan panduan penyelenggaraan Salat Hari Raya Idul Adha dan Pelaksanaan Kurban Tahun 1443 Hijriah/2022 Masehi. Panduan ini diterbitkan di tengah ramai wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Ini panduan bagi masyarakat dalam menyelenggarakan Salat Hari Raya Idul Adha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban dengan memperhatikan kesehatan hewan kurban sebagai upaya menjaga kesehatan masyarakat," kata Yaqut seperti dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).
Yaqut mengatakan edaran tersebut juga mengatur tentang pelaksanaan protokol kesehatan saat Salat Hari Raya Idul Adha dan pelaksanaan kurban, takbiran, khutbah Idul Adha, ketentuan syariat berkurban, hingga teknis penyembelihan, pengulitan, pencacahan, pengemasan, dan pendistribusian daging kurban.
Lebih lanjut, Yaqut juga memberi imbauan terkait pelaksanaan kurban. Meski berkurban sunnah muakkadah, Yaqut mengimbau agar umat Islam tidak memaksakan diri berkurban lantaran tengah merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku.
"Bagi umat Islam, menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha hukumnya sunnah muakkadah. Namun demikian, umat Islam diimbau untuk tidak memaksakan diri berkurban pada masa wabah penyakit mulut dan kuku (PMK)," ucap Yaqut.
Yaqut lantas mengimbau agar umat Islam membeli hewan kurban yang sehat dan tidak cacat sesuai dengan kriteria, serta menjaganya agar tetap dalam keadaan sehat hingga hari penyembelihan. Selain itu, dia menyebut bagi umat Islam yang berniat berkurban tapi berada di daerah wabah terduga PMK, bisa melakukan penyembelihan di Rumah Potong Hewan (RPH).
"Atau, menitipkan pembelian, penyembelihan, dan pendistribusian hewan kurban kepada Badan Amil Zakat, Lembaga Amil Zakat, atau lembaga lainnya yang memenuhi syarat," ujar dia.
Berikut ini Ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE 10 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Hari Raya Idul Adha dan Pelaksanaan Kurban Tahun 1443 H/2022 Masehi. (tm)
Tulis Komentar