Kapal China Terdeteksi Ganggu Aktivitas Pengeboran Migas di Natuna
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) mendeteksi kapal Coast Guard China dengan nomor lambung 6305 (CCG 6305) berlayar di sekitar drilling rig Noble Clyde Boudreaux, wilayah eksplorasi minyak dan gas Blok Tuna, di Laut Natuna Utara.
Eksplorasi minyak dan gas di Blok Tuna dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bekerja sama dengan Premier Oil. Aktivitas tersebut dimulai sejak 3 Juli sampai 19 November 2021.
Berdasarkan analisis IOJI, kapal CCG 6305 sempat mengawal Kapal Survei Haiyang Dizhi 10 di Laut Natuna Utara sejak awal Oktober 2021. Aktivitas survei ilegal oleh kapal tersebut berakhir pada 21 Oktober 2021."Upaya gangguan yang dilakukan oleh kapal China Coast Guard 6305 terhadap aktivitas eksplorasi minyak dan gas di WK Tuna, ZEE Indonesia terdeteksi pada bulan Oktober dan November 2021," tulis IOJI dalam kertas analisis terbaru, dikutip Kamis (1/12).
Menurut IOJI, potensi gangguan eksplorasi migas di wilayah ZEE Indonesia itu tidak hanya oleh kapal CCG 6305, tetapi juga beberapa kapal China lainnya, seperti CCG 5302 pada Juli 2021, dan CCG 5305 pada Agustus 2021. Kapal CCG 6305 telah meninggalkan wilayah ZEE Indonesia pada 20 November 2021.
"Aktivitas gangguan yang dilakukan oleh kapal CCG 6305 terhadap kegiatan eksplorasi minyak dan gas merupakan pelanggaran terhadap kewajiban due regards Tiongkok terhadap hak berdaulat Indonesia di ZEE Indonesia," demikian dalam laporan IOJI.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Kepala Dinas Penerangan Koarmada I, Letnan Kolonel Laode Muhammad dan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, hingga Kepala Bagian Humas Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita, untuk meminta tanggapan soal informasi tersebut. Namun, mereka belum membalas pesan singkat hingga berita ini ditulis.(tm)IOJI mengatakan SKK Migas telah merilis hasil eksplorasi Blok Tuna yang dikerjakan oleh Premier Oil pada 1 Desember 2021. SKK Migas menyatakan bahwa wilayah tersebut mengandung cadangan gas yang bernilai ekonomi sangat tinggi."Pemerintah Tiongkok sendiri memiliki kepentingan politik terhadap kegiatan eksplorasi migas di WK Tuna karena wilayah ini berada dalam wilayah klaim unilateral Nine Dash Line Tiongkok yang tidak berdasar dalam hukum internasional," tulis laporan tersebut
.
Tulis Komentar