Santri Indonesia Harus Kuat dan Semangat Menuntut Ilmu
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober harus menjadi momentum untuk meneladani semangat jihad untuk agama dan Tanah Air. Selain kuat dalam segala hal, santri Indonesia harus semangat dalam menuntut ilmu.
"Kita serukan bahwa santri sehat, Indonesia kuat. Artinya jika santri sehat maka Indonesia kuat. Tujuan akhirnya adalah Indonesia menjadi negara yang kuat dan kokoh di segala sektor. Maka jika ingin negaranya kuat, santri atau generasi mudanya pun harus kuat," kata Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan, Al-Habib Quraisy Baharun dilansir dari media sosialnya, kemarin.
Seperti diketahui, peringatan Hari Santri merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.
Itulah sebabnya, keberadaan Hari Santri tidaklah merujuk pada kelompok atau pihak tertentu, melainkan pada seluruh umat Islam yang mengedepankan komitmen bersama menjaga keutuhan bangsa.
Karena itu, santri harus berdaya, punya konsep yang progresif, dan mampu menjadi agen perubahan perilaku dan perekat bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa, santri harus multitalenta. Setidaknya ada 5 kekuatan yang harus dimiliki santri:
1. Kuat Aqidah
Seorang mukmin yang kuat aqidah dan tauhidnya, akan menjadi pribadi yang taat, saleh secara personal dan sosial, menjadi teladan umat, bermanfaat bagi masyarakat. Aqidahnya tetap kokoh tidak akan terpengaruh dengan perubahan zaman modern yang tanpa disadari mengikis keyakinan akidah kita secara perlahan-lahan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." (Al-Anfal: 24)
2. Sehat Fisik
Mukmin yang kuat secara fisik lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah secara fisik. Sebab, seorang mukmin yang fisiknya lebih kuat, tentu bisa melakukan berbagai macam akativitas secara baik dan sempurna dibandingkan seorang mukmin yang lemah fisiknya.
Sholat seorang yang memiliki fisik yang kuat tentu lebih sempurna dari sholat seorang yang fisiknya lemah. Dan tentu saja Allah lebih menyukai amal yang dilakukan seorang hamba secara sempurna. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف (رواه مسلم)
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah". (HR Muslim)
3. Kuat Ilmu
Ilmu kunci segalanya, kunci membangun peradaban, kunci ketika kita ingin berbuat kebaikan, dan untuk melaksanakan apa yang Allah wajibkan pada kita. Rasulullah bersabda:
ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻷَﺧِﺮَﺓَ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَﻫُﻤَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ
"Barangsiapa ingin memperoleh kebahagiaan hidup di dunia harus dengan ilmu dan barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan akhirat harus dengan ilmu dan barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat harus dengan ilmu." (HR Al-Bukhari)
Allah juga berjanji akan mengangkat derajat orang yang berilmu:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS Al-Mujadalah: 11)
4. Kuat Ekonomi
Ekonomi adalah modal penting untuk membangun peradaban, teknologi, dan mental bangsa. Untuk mendapatkannya tentu perlu kerja keras. Santri tidak melulu mempelajari dan pandai agama. Tapi juga harus pandai membangun bisnis dan perekonomian sekaligus menjadi santri yang ekonom lagi taat dan saleh.
Tidak sedikit Sahabat Rasulullah yang juga bergelimang harta berkat berwirausaha dan berdagang. Di antaranya adalah Abdurrahman bin Auf, pebisnis ulung yang berjihad di jalan Allah. Kemudian sosok Utsman ibn 'Affan yang mewakafkan hartanya untuk kepentingan Islam.
Dalam Surat Al-Jumu'ah ayat 10, Allah berfirman:
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Apabila telah ditunaikan sholat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (Al-Jumuah ayat 10)
5. Kuat Semangat
Salah satu faktor penentu kesuksesan seorang santri adalah tekad dan himmah yang kuat. Dengan tekad yang kuat akan mendapatkan jalan yang mudah dalam meraih kesuksesan seperti disebutkan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 63:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا ءَاتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah Ayat 63)
Kata quwat dalam ayat di atas bermakna tekad. Sebab, salah satu sikap Bani Israel yang dicela Allah, bahwa mereka tidak pernah memiliki keteguhan hati dalam menjaga dan memenuhi janji yang telah mereka buat.
Selamat Hari Santri, semoga Indonesia semakin bermartabat dan diridhoi Allah Ta'ala.
Tulis Komentar