Terkait Konflik Kapal Selam Nuklir dengan Prancis, Australia Buka Suara

Kapal selam nuklir

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA-Australia menjelaskan alasan membatalkan kontrak untuk membeli kapal selam Prancis kemudian memilih alternatif dari kerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Sikap Australia membuat Prancis geram hingga akhirnya memicu krisis kepercayaan yang menurut analis dapat membahayakan aliansi antara AS dengan Prancis dan Eropa. China, kekuatan besar di kawasan Indo-Pasifik juga marah atas hal ini.

Prancis sudah memanggil duta besarnya di Australia dan AS sebagai simbol kekecewaannya.AS telah berupaya meredakan kemarahan Prancis yang merupakan sekutu NATO. Juru bicara Prancis sebelumnya mengatakan Presiden Emmanuel Macron akan melakukan panggilan dengan Presiden AS Joe Biden.

"Saya tidak menyesali keputusan kepentingan utama Australia," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dilansir dari Reuters.

Morrison bilang dia mengerti kekecewaan Prancis karena pembatalan kontrak senilai US$40 miliar pada 2016 dan menyadari ada konsekuensi pengeluaran dana lebih besar sebagai akibatnya.

Namun dia menegaskan Australia harus mengambil keputusan demi kepentingan terbaik.

"Ini adalah masalah yang saya angkat secara langsung beberapa bulan lalu dan kami terus membicarakan masalah itu, termasuk oleh menteri pertahanan dan lainnya," ucap Morrison.

Sedangkan kontrak dengan Prancis yang dibatalkan untuk armada kapal selam konvensional.Australia kini masuk dalam kemitraan pertahanan baru bersama AS dan Inggris. Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam nuklir menggunakan teknologi AS dan Inggris.

Aliansi tiga negara itu merupakan usaha Biden untuk melawan kekuatan China yang sedang tumbuh. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar