PM Kanda: Kami Punya Bukti Rudal yang Jatuhkan Pesawat Ukraina

Maskapai milik Ukraina jatuh di Iran

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Dalam konferensi persnya, pada Kamis (09/01), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan ia memiliki data intelijen yang menunjukkan bahwa rudal Iran menjadi penyebab jatuhnya pesawat Ukraina, di Iran pada Rabu (08/01).

"Bukti intelijen menunjukkan dengan sangat jelas kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan itu," ujar Trudeau, seraya menambahkan bahwa serangan itu kemungkinan tidak disengaja.

Pesawat yang menuju Kyiv, ibu kota Ukraina itu jatuh sesaat setelah lepas landas dari bandar udara Imam Khomeini di Teheran, Iran, pukul 06.12 waktu setempat.

Sebanyak 176 penumpang pesawat Ukraina International Airlines dinyatakan tewas, dengan rincian korban tewas: 63 warga Kanada, 82 warga Iran, 11 warga Ukraina, dan 4 warga Inggris.

Sementara, pada Kamis (09/01), pemerintah Amerika Serikat (AS) juga mengatakan kepada berbagai media lokal dan kantor berita bahwa mereka juga meyakini rudal Iran mengenai pesawat Ukraina dan menjatuhkan pesawat tersebut, meskipun tidak secara sengaja.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia curiga ada yang membuat kesalahan, namun ia tidak menrinci lebih lanjut.

"Beberapa orang mengatakan itu masalah teknis. Saya pribadi tidak berpikir seperti itu bahkan mempertanyakannya," ujar Trump.

Senada dengan Trudeau dan Trump, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengatakan bahwa berdasarkan kumpulan informasi yang diterimanya, pesawat Ukraina jatuh akibat rudal Iran.

Iran: 'Rumor' tidak masuk akal

Seperti dikutip dari Reuters, seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya ini mengatakan bahwa satelit AS mendeteksi adanya peluncuran dua rudal dari darat ke udara, tidak lama berselang setelah Boeing 737-800 hendak meninggalkan Teheran.

Pejabat AS ini menambahkan ledakan pesawat terjadi usai rudal diluncurkan dan ada data yang menunjukkan pesawat itu terbakar sebelum jatuh ke darat.

Namun, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh, mengatakan tidak mungkin rudal menabrak pesawat Ukraina.

"Rumor seperti itu tidak masuk akal," katanya seperti dikutip kantor berita ISNA.

Dalam sebuah video yang diposting oleh sekelompok penelti dan jurnalis warga internasional yang bekerja secara independen, Bellingcat, terlihat ledakan di langit di atas kota Parand, tempat pesawat Ukraina pertama kali berhenti mengirimkan transmisi sinyalnya. Belum jelas mengapa orang yang memiliki video itu merekam momen tersebut.

Bellingcat mengatakan kemungkinan orang-orang mulai merekam karena ada dua rudal Iran yang ditembakkan. The New York Times menyebut orang-orang mulai merekam ketika mendengar suara tembakan.

Jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines ini terjadi hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan rudalnya untuk menyasar pangkalan udara Irak, yang menjadi markas pasukan militer AS di sana.

Sebelumnya, ketegangan AS-Iran memanas setelah AS meluncurkan serangan udara dan membunuh pemimpin pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani pekan lalu.

 

Investigasi sedang berlangsung

Menanggapi hal itu, Iran membantah bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat Ukraina.

Pemerintah Iran merilis laporan awal mengenai insiden pesawat Ukraina yang jatuh di wilayah dekat ibu kota Iran. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pilot pesawat Ukraina tidak meminta bantuan, namun pilot berusaha kembali ke bandara.

Laporan itu juga menuliskan tentang alat perekam data penerbangan atau kotak hitam pesawat yang telah dipulihkan untuk bisa dianalisis. Meskipun, laporan itu menyebut ada beberapa kerusakan dalam kotak hitam pesawat.

Sebelumnya, juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei juga membantah bahwa rudal Iran menyebabkan kecelakaan pesawat Ukraina itu. Ia menyebut tudahan terhadap Iran itu bagaikan perang psikologis melawan Iran. Rabiei menambahkan bagi semua negara yang warganya menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Ukraina bisa mengirim perwakilan untuk ikut dalam penyelidikan. Pemerintah Iran juga mengundang produsen pesawat AS, Boeing, untuk ikut dalam proses penyelidikan itu.

Sementara, pemerintah Ukraina mengatakan juga sedang menyelidiki sejumlah penyebab kecelakaan pesawat, termasuk kemungkinan akibat serangan rudal, tabrakan pesawat, atau terorisme. Pada Kamis (09/01), pemerintah Ukraina juga telah mengirim tim ahli ke Iran untuk membantu proses penyelidikan di lapangan.

Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Sergiy Kyslytsya mengatakan penyebab terkait insiden ini masih belum jelas.

"Sekarang kami serahkan kepada para ahli untuk menyelidiki dan menemukan jawaban atas penyebab kecelakaan itu. Untuk melakukannya, kita harus beri dukungan tanpa syarat kepada para ahli untuk penyelidikan mereka,'' ujar Kyslytsya saat menghadiri pertemuan PBB di New York, AS.

Pemerintah Kanada juga telah menerjunkan timnya sendiri untuk terlibat dalam penyelidikan.(009)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar