Nelayan Bintan Sulit Dapatkan BBM Bersubsidi

Nelayan Bintan, Buyung Adly

TRANSKEPRI.COM.BINTAN - Ketua Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Wilayah Kabupaten Bintan Buyung Adly mengungkapkan persoalan kelangkaan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan disebabkan karena dua indikator.

Buyung Adly S.IP mengatakan kelangkaan BBM di SPBN atau SPBU tempat dimana nelayan direkomendasikan untuk mengambilnya sesuai rujukan surat kartu kendali BBM jenis solar bersubsidi selalu habis, Jum'at (2/3/21).

"Ketika nelayan datang kepangkalan, pengelola maupun penjaga selalu memberikan jawaban solar habis, jawaban itu seringkali membuat nelayan jengkel dan kesal," tukas Buyung Adly.

Selanjutnya Buyung Adly mengatakan karena jawaban yang diterima nelayan dari pengelola SPBU tersebut kekesalan warga nelayan mencuat, bahkan nelayan seringkali mengatakan untuk apa kartu kendali dibuat serta diberikan kalau untuk mendapatkan solar aja sangat sulit. 

Padahal kata Buyung Adly, kartu kendali waktu itu diberikan untuk nelayan adalah agar nelayan bisa memperoleh BBM jenis solar bersubsidi sesuai dengan kuota per GT, namun ketika solar tidak tersedia di SPBN atau SPBU, kiosnya mereka tutup, padahal jarak tempuh nelayan ke pangkalan lumayan sangat jauh.

"Pengelolaan BBM dengan cara seperti itu dinilai tidak memberikan solusi dan membantu kesulitan para nelayan, ketika setiap kali datang kepangkalan ketersediaan solar selalu habis," bebernya. 

Buyung juga mengungkapkan untuk mendapatkan kartu kendali BBM di Bintan sangat sulit, selain prosesnya berte-tele, persyaratannya juga sangat ribet dan nelayan tidak memiliki kelengkapan surat kapal atau boat, surat ukur dan persyaratan administrasi lainnya.

Mekanisme  dan proses untuk mendapatkan kartu kendali BBM yang dianggap terlalu sulit alhasil nelayan lebih memilih membeli solar industri, namun untuk mendapatkan solar industri pun dinilai sangat sukar.

"Nelayan kecil itu mereka belinya tidak banyak, paling banyak 20 liter sebab mereka nelayan trdisional dan mau beli banyak pun ga mampu sebab keuangan mereka terbatas," pungkasnya.

Seharusnya menurut surat kartu kendali, kartu bbm rata_rata per GT mendapatkan bbm 300 liter dalam sebulan. Kali kan saja jika ada nelayan yang pakai 5 GT maka 1500 dalam sebulan, terang Buyung.

Kami dari KNTI Kabupaten Bintan berharap dinas perikanan harus pro aktif terhadap keluhan nelayan serta turun ke lapangan untuk memberikan pendampingan.

Kami juga menunggu kedepan ada metode khusus agar nelayan kecil pengguna bbm bersubsidi bisa mendapatkan hak hak mereka secara adil dan merata, tuturnya. (mad)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar