Panglima Militer Rusia: NATO Latih Pasukannya untuk Konflik Besar

Latihan militer yang dilakukan oleh NATO menyita perhatian Panglima Militer Rusia. Foto/Ilustrasi/Istimewa

TRANSKEPRI.COM. MOSKOW - Meningkatnya intensitas dan skalan latihan militer NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) di Baltik dan Laut Hitam menunjukkan aliansi itu sedang mempersiapkan konflik militer yang dahsyat. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Staf Militer Rusia, Jenderal Valery Gerasimov.

Saat memberikan pengarahan pada atase militer asing di Moskow, Gerasimov mengatakan peningkatan latihan perang skala besar NATO di wilayah Baltik, Polandia, dan Laut Hitam menunjukkan bahwa mereka bersiap menghadapi konfrontasi besar.

"Skenario (latihan) menunjukkan bahwa NATO sengaja melatih pasukannya untuk terlibat dalam konflik militer yang besar," katanya seperti dikutip dari Russia Today

Gerasimov menunjukkan bahwa selain 'melenturkan otot' militernya di sekitar perbatasan Rusia, AS terus mengerahkan sistem rudal anti-balistiknya ke Eropa, yang dianggap Moskow sebagai ancaman akut bagi keamanan nasionalnya.

"Selain itu, ada kampanye kotor yang sedang berlangsung tentang 'ancaman militer Rusia' yang ditujukan untuk menjelek-jelekkan Moskow," kata jenderal top Rusia itu. 

"Setiap peningkatan militer yang diupayakan oleh Rusia, transparan dan defensif, sedang diputar oleh media Barat dan pemerintahnya sebagai ancaman terhadap perdamaian," tambahnya.

Rusia tidak berdiam diri menghadapi serangan militer AS dan NATO dan telah mengembangkan senjata mutakhir baru yang dapat mem-bypass pertahanan udara yang ada. Salah satunya adalah Kinzhal, rudal hipersonik yang diluncurkan udara. Gerasimov mengkonfirmasi bahwa rudal telah berhasil menyelesaikan serangkaian tes, termasuk di Kutub Utara.

Ketika ditanya apakah ia yakin perang besar dapat pecah pada tahun 2050, Gerasimov mengatakan bahwa tidak ada prasyarat langsung untuk perang besar-besaran meskipun situasinya tidak stabil karena tekanan politik, ekonomi dan informasi yang ditempatkan pada aktor independen seperti Rusia.

Namun, ia mencatat bahwa mengingat ketidakpastian saat ini di dunia, itu bisa berubah dalam semalam.

"Dalam kondisi seperti itu, kita tidak dapat mengesampingkan bahwa krisis yang muncul mungkin keluar dari kendali dan berkembang menjadi konflik militer berskala besar," ujarnya.

"Mempertimbangkan hal itu, sangat penting untuk meredakan ketegangan yang menumpuk antara Barat dan Rusia sehingga permusuhan tidak mengarah pada insiden militer yang berbahaya," kata Gerasimov, menggambarkannya sebagai area terpenting dalam dialog antara Rusia dengan AS dan NATO.(ssb)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar