BATAM

BPBL Batam Produksi Massal Bawal Bintang Hybrid

Kabid Pemijahan Bawal Hybrid BPBL Batam, Ade Hernowo

TRANSKEPRI.COM.BATAM-  Setelah tim berhasil dalam memproduksi benih Bawal Bintang Sirip Panjang secara massal semenjak Tahun 2009 lalu, kini Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL), Batam, kembali berinovasi untuk mengembangkan produksi masal dari benih Bawal Bintang Hybrid, dengan kondisi yang lebih baik dan unggul. 

Bawal Hybrid tersebut merupakan hasil persilangan antara induk Betina Bawal Bintang Sirip Pendek (Trachinotus carolinus), selanjutnya di sebut sebagai Bawal Emas (Gold Pompano), sesuai penamaan di pasar Internasional) dengan Bawal Bintang Sirip Panjang (Trachinotus blochi, Lacepode, Silver Pompano), selanjutnya disebut sebagai Bawal Bintang.

Kepala BPBL Batam, drh Toha Tusiadi mengatakan, perkawinan (Hibridisasi), kedua jenis ikan bawal yang dimiliki oleh BPBL itu, dilakukan dengan mengambil sifat-sifat unggul yang ada pada keduanya.

"Ikan Bawal Bintang ini sudah terbukti  mampu untuk beradaptasi dari habitat alaminya yang berada di daerah sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia serta dapat dikembangkan pada kisaran salinitas yang cukup lebar. Yaitu antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt," kata drh Toha Tusihadi, Sabtu (29/8/20).

Hal ini, ucapnya, merupakan sifat unggul yang diharapkan akan bisa muncul pada benih-benih keturunan (filial) yang dapat dihasilkan.

"Sedangkan fenotip dari Bawal Emas yang kita harapkan akan muncul pada filialnya adalah, munculnya suatu warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, dengan daging yang lebih tebal beserta karakteristik morfologi dari sirip pendek yang dimilikinya," ungkap Toha.

"Sifat unggul lain dari Bawal Emas yang juga diharapkan muncul adalah, dengan pertumbuhannya yang lebih cepat, kalau kita bandingkan dengan Bawal Bintang," terang Kepala BPBL Batam. 

Disebutkan Toha, kelebihan-kelebihan fenotip dari Bawal Emas menyebabkan ikan tersebut lebih diminati di pasaran internasional, jika dibandingkan dengan Bawal Bintang biasa. 

"Namun demikian, usaha perkawinan di antara sesama Bawal Emas yang sudah dilakukan untuk beberapa kali oleh BPBL Batam, hingga kini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan karena ada beberapa faktor," imbuhnya

Itu kenapa, ucapnya, di samping karena pemijahan Bawal Emas yang relatif lebih sulit kalau dibandingkan dengan Bawal Bintang, hal lainya yang mempengaruhi
karena induknya yang baru di introduksi pada tahun 2019, kemaren. 

"Bahkan, induk jantannya saat ini masih dalam masa adaptasi alam dari daerah asalnya (Taiwan). Dan hingga saat ini di Indonesia sekalipun, belum ada institusi pemerintah, maupun swasta yang telah melakukan produksi benihnya, maupun pembesaran Bawal Emas," kata Toha.

Memang, ucapnya, di Malaysia saat ini telah melakukan kegiatan pembesaran Bawal Emas di daerah Perairan Johor. 

"Namun benihnya itu masih diintroduksi dari Negara asalnya, Taiwan," kata Toha.

Dikatakanya, beradasarkan pengalaman dan perjalanan panjang BPBL Batam ini, dalam mengembangkan Bawal Bintang, teknologinya telah dimodifikasi, maupun diadopsi untuk bisa memproduksi benih Bawal Hybrid, antara Bawal Bintang dan Bawal Emas. 

"Produksi benih ini pada siklus pertama telah menghasilkan benih Bawal Hybrid yang siap tebar KJA (pada umur 30 hari, ukuran 3 - 4 cm), sebanyak 5.000 ekor," ungkap Toha.

Sedangkan pada produksi siklus kedua, sebut Toha, BPBL Batam meningkatkan jumlah produksinya, dengan jumlahnya yang eksisting.

"Benih Bawal Hybrid yang ada sekarang ini sebanyak 20.000 ekor benih, dengan berumur 14 hari (Ukuran benih 0,6 cm)," ucap drh Toha.

Yaitu, sebut drh Toha, Induk-induk Bawal dapat dipijahkan secara alami dengan produksi telur antara 100.000 - 150.000 butir telur fertil per siklus.

"Hybridisasi ini dilakukan sebagai usaha BPBL Batam agar bisa mengembangkan dan memanfaatan sumber daya genetik yang telah dimilikinya untuk mendukung pembangunan perikanan budidaya laut," papar Kepala BPBL Batam. 

"Dan strategi breeding program maupun pemuliaan induk ini, terus dilaksanakan oleh BPBL Batam dengan berfokus pada dua kegiatan pokok. Yaitu untuk mampu mempertahankan galur murni terhadap masing-masing spesies serta untuk bisa mendapatkan strain atau varietas Bawal Hybrid yang dapat memunculkan fenotip fenotip unggulan, dari kedua komoditas yang ada," pungkasnya. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar