BATAM

Buralimar: Di Batam Sekitar 1.000 Orang Diduga Positif Corona Belum Terdeteksi

Ilustrasi: posotif corona

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Sebanyak108 ribu penduduk Batam perlu menjalani tes usap atau swab Covid-19 demidengan cepat menghentikan penularan virus corona di kota ini. Demikian disampaikan Ketua Tim Posko Lawan Covid-19 Kepri di Batam, Buralimar, Minggu (07/06/20).

Data itu diperoleh berdasarkan analisa data epidimologi yang telah disusun pakar yang tergabung dalam Tim Posko Lawan Covid-19 Kepri
di Batam.

Analisa ini berdasarkan hasil statistik World Health Organization (WHO) bahwa dari seluruh jumlah kumulatif positif di seluruh dunia ada 1 persen pasien positif yang meninggal dunia. Berdasarkan analisa itu, diperkirakan ada 1.200 orang yang positif di Batam dan baru terdeteksi sekitar 157 orang.

"Jadi ada sekitar 1.000 orang yang diduga positif yang belum terdeteksi," terang Buralimar.

Untuk itu diperlukan upaya tracing aktif di tengah komunitas masyarakat secara sistematis dan dibarengi dengan melakukan test swab secara agresif dan masif.

 "Ini yang harus menjadi fokus
kita di Batam. Aktif tracing dan agressif masif test swab," ujar Buralimar.

Buralimar meyakini jika dua hal ini bisa dilakukan dengan cepat, maka Batam bisa menghentikan transmisi dengan cepat dan tepat. Metode pengambilan tes dapat juga dilakukan menggunakan model pool test seperti yang dilakukan di Sumatera Barat sebagai antisipasi
mahalnya biaya test swab tersebut.

Selain perkiraan jumlah warga Batam yang positif, dari analisa pakar juga memperkirakan ada
sekitar 7.000 orang di Batam yang digolongkan sebagai PDP.

"Kami menduga ada sekitar 7 ribu lagi pasien PDP yang berada di luar fasilitas kesehatan dan
belum melaporkan diri untuk dilayani," tegas Buralimar.

Dugaan ini mencuat berdasarkan analisa statistik atas data epidimologi yang ada di Batam. Tim Posko Lawan Covid-19 Kepri di Batam juga menemukan adanya keengganan masyarakat
untuk ke fasilitas kesehatan guna memeriksakan dirinya. Hal ini disebabkan adanya ketakutan
menjadi stigma buruk selaku penyandang kasus konfirmasi positif. 

"Stigma ini juga yang
perlahan lahan akan kami coba ubah dari pandangan masyarakat," tutup Buralimar. (009)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar