Kota Batam Tanpa Kabel Listrik Yang Semrawut

Kota Batam Tanpa Kabel Listrik Yang Semrawut

TRANSKEPRI.COM. BATAM - Pulau Batam merupakan sebuah pulau di Kepulauan Riau yang mulai dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Pemerintah Pusat. Pulau ini berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Pada awal pengembangannya, Batam hanyalah pulau berisi hutan belantara yang nyaris tidak terdapat kehidupan di dalamnya.

Namun seiring berjalannya waktu perubahan fisik Pulau Batam kini telah menjelma sebagai sebuah kota yang modern dengan penataan kota yang terencana. Pembangunan serta pengembangan berbagai macam infrastruktur seperti pelabuhan fery terminal, bandara, rumah sakit dan pelebaran jalan untuk mendukung kegiatan perekonomian terus berlangsung. Pembangunan infrastruktur ini menjadikan Kota Batam semakin sejajar dengan kota-kota lainnya baik di Indonesia, maupun mancanegara.

Sejalan dengan program penataan kota dari Pemerintah Kota Batam, PT PLN Batam juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan tetap mempertahankan keindahan dan estetika Kota Batam, yaitu dengan membangun jaringan under ground saluran kabel tegangan menengah (SKTM) untuk menyalurkan listrik.

SKTM adalah kabel yang ditanam di dalam tanah yang didesain sedemikian rupa sehingga mengurangi dampak terhadap berbagai gangguan yang ada di dalam tanah. Oleh karena itu tidak adanya jaringan kabel listrik di sisi kanan dan kiri jalan ini yang membedakan Kota Batam dengan kota lain di Indonesia. Di mana jaringan listrik kadang terlihat semrawut dan merusak estetika kota itu sendiri.

"Terkait dengan hal tersebut jaringan listrik PLN Batam yang Saluran Kabel Tegangan Menengah ada 1678,48 kms atau ini setara dengan 95 persen jaringannya sudah menggunakan kabel bawah tanah," ujar Vice Presiden of Publik Relation PLN Batam, Bukti Panggabean, Senin (5/9/2022).

Adapun sisa 5 persen yang belum jaringan bawah tanah tersebut berada di luar Pusat Kota, seperti pada daerah Tanjung Piayu, Piayulaut, Batu Aji yang masih ada sebagian terlihat kabel jaringan listrik. Untuk kedepannya usaha ini akan terus dikembangkan dalam upaya mendukung Pemerintah dalam merapikan kota sendiri sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.

"Pembangunan jaringan bawah tanah ini tidak dapat langsung dilakukan sekaligus. Namun dilakukan secara bertahap dan implementasinya sudah dilaksanakan sejak tahun 1993 hingga sekarang," kata Bukti.

Selain terlihat rapi, kelebihannya jaringan bawah tanah akan mengurangi gangguan petir dan pohon tumbang. Kekurangannya adalah pada saat pemeliharaan memang lebih sulit karena kita tidak dapat melihat secara kasat mata dan harus melakukan deteksi dengan peralatan yang khusus.

Bukti menjelaskan untuk kriteria pembangunan jaringan listrik bawah tanah tidak ada syarat-syarat khusus. Namun berdasarkan master plan dari kita untuk mensyaratkan (SKTM) dan gunanya agar pelayanan kelistrikan di Kota Batam lebih handal dan secara estetika juga baik. Ia juga berharap agar kedepannya Kota Batam semakin mempesona baik bagi investor maupun wisatawan dalam negeri dan juga luar negeri.

“Sebagai salah satu pulau terdepan di Indonesia, semoga Batam bisa menjadi daya tarik utama dengan lokasi strategis pintu gerbang internasional,” tutup Bukti.


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar