6 Fakta Menarik Kaimana, Kota Senja yang Punya Legenda tentang Kelahiran Burung Garuda

Pantai Teluk Triton di Kaimana, Papua Barat.

TRANSKEPRI.COM, JAKARTA -  Kaimana adalah kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kabupaten Kaimana berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, dan Kabupaten Kaimana.

Kabupaten Kaimana berlokasi di "leher burung" Papua. Ibu kota kabupaten ini terletak di distrik atau Kaimana Kota. Luas Kaimana adalah 36.000 km persegi, terdiri atas luas daratan mencapai 18.500 km persegi dan luas lautan/perairan sekitar 17.500 km persegi. Populasi Kaimana pada 2021 berjumlah 64.762 jiwa, sebagian besar penduduknya berada di Kota.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Kaimana. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Kaimana yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Burung Garuda

Legenda rakyat setempat menuturkan inspirasi lambang negara Garuda Pancasila berasal dari Kaimana. Konon, burung Garuda yang ditakuti itu pernah ada di Kaimana. Burung ini dipercaya tinggal di tinggal di gunung, sekitar wilayah Lobo. Tulang belulang burung itu bahkan konon masih dilihat oleh masyarakat sebelum akhirnya dibawa oleh orang-orang asing.

Kisah tersebut bisa jadi dipertanyakan kebenarannya sebagaimana banyak legenda yang hidup di masyarakat. Namun, keindahan alam Kaimana dan kekayaan budaya masyarakatnya tidak bisa disangkal. Kampung Lobo terletak di Kabupaten Kaimana, Papua Barat yang bila dilihat di peta terletak di bagian jakun burung Papua.

Masyarakat setempat meyakini bahwa lambang Garuda Pancasila diambil dari burung garuda yang ada di Kampung Lobo. Cerita tentang burung garuda itu tidak hanya berbekas di benak masyarakat Kampung Lobo, tetapi juga masyarakat Kabupaten Kaimana lainnya. Burung garuda kemudian juga diambil sebagai lambang Kabupaten Kaimana.

2. Wisata Kaimana

Ada berbagai destinasi wisata menarik di Batang, terutama wisata alam. Salah satunya adalah Kolam Sisir. Panorama yang memukau menjadikannya sebagai destinasi populer bagi masyarakat setempat. Muara sungai berwarna biru dan dikelilingi bukit, bak permata tersembunyi yang wajib Anda kunjungi.

Spot lain yang bisa memanjakan mata, yakni Angel of View. Anda bisa menikmati keindahan alam dari titik pengamatan yang telah disediakan di atas bukit. Kalau ingin menjelajah bawah laut, bisa datang ke Pantai Ermun. Pantai satu ini memiliki beragam julukan, mulai dari The Fish Empire, The Lost Paradise, hingga Surganya Senja. Pantai yang masih satu wilayah dengan Teluk Triton ini tak kalah memukau dari Raja Ampat.

3. Kota Senja
Kaimana mendapat sebutan Kota Senja karena memiliki panorama matahari terbenam yang cantik. Didominasi dengan wilayah perairan yang berhadapan langsung dengan Laut Arafuru, senja Kaimana menjadi begitu eksotis karena letaknya yang langsung mengarah ke barat, tempat matahari terbenam.

Bahkan, keindahan senja Kaimana diabadikan melalui lagu berjudul “Senja di Kaimana” yang digubah oleh Surni Warkiman dan dipopulerkan penyanyi Alfian pada era 1960an. Senja pun menjadi ikon Kaimana sebagai “Kota Senja”. 

Salah satu spot untuk menikmati matahari terbenam tersebut adalah Taman Kota Senja. Taman ini pernah dikunjungi Presiden Jokowi dan Iriana untuk menikmati eloknya panorama matahari terbenam saat berkunjung ke Papua. Di sini, wisatawan bisa menghadap pemandangan Laut Arafuru sembari menunggu matahari terbenam.

4. Suku di Kaimana

Saat ini, penduduk kabupaten Kaimana terdiri dari beragam suku bangsa, baik suku asli Papua dan juga pendatang dari luar kabupaten Kaimana maupun suku lain di Indonesia. Suku asli Papua yang berada di Kaimana termasuk suku Kuripasai, Kambarau, Miereh, Maerasi, Irarutu, Koiway, Oburau, Madewana, dan Kuri.

Sementara penduduk yang berasal dari suku pendatang asal Papua, yakni suku Sentani, Merauke, Serui, Nabire, Fakfak, Raja Ampat, Sorong dan Biak. Kemudian, pendatang dari luar Papua diantaranya suku Minahasa, Bugis, Batak, Buton, Toraja, dan asal Maluku seperti Ambon, Key, Tual, Dobo dan Ternate.

Penduduk distrik Kaimana lebih beragam suku dan bangsa. Di wilayah kelurahan Kaimana kota, seperti kampung Seram dan Kaki Air, penduduk dari luar Kaimana atau Papua di dua kampung ini merupakan migrasi penduduk dari daerah Maluku dan Sulawesi Selatan serta pulau Jawa, yang kemudian bermukim di kawasan ini. Adat istiadat di Kabupaten Kaimana telah mendapat pengaruh budaya dari luar, sehingga nilai-nilai adat asli daerah ini telah terakulturasi oleh nilai-nilai budaya sekitar.

5. Pulau Venu
Pulau Venu adalah sebuah pulau yang terletak di ujung Barat Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. Pulau ini juga termasuk salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kaimana. Pulau ini masih dipagari lebatnya pepohonan Kasuari. Pulau Venu merupakan kampung halaman penyu, disebut demikian karena merupakan tempat singgah dan bertelurnya ratusan hingga ribuan ekor penyu.

Menurut Conservation International, Pulau Venu merupakan kawasan terbaik untuk bertelurnya penyu di Asia Tenggara. Venu dalam bahasa Suku Koiway bermakna pulau telur. Penamaan ini sesuai dengan hadirnya ratusan penyu yang bertelur di sepanjang pasir putihnya. Pulau Venu termasuk salah satu kawasan Suaka Margasatwa Laut (SML).

Bentuk pulau ini seperti gelang, dimana bagian tengahnya terdapat kolam air asin yang mengalami pasang surut, mengikuti air laut. Selain itu, Pulau Venu juga menjadi tempat bersarangnya burung elang. Berbagai hewan penting lainnya seperti Teripang, Bia Garu (Kima), Keong Kepala Kambing, Keong Lambis-lambis, hingga Nautilus juga hidup di pulau ini.

6. Kuliner khas Kaimana

Salah satu kuliner lezat khas Kaimana adalah Kerang Kima. Rasanya hampir mirip dengan sashimi. Kima adalah sejenis kerang-kerangan berukuran besar. Kerang ini biasanya menghuni perairan laut hangat. Kima mengandung protein tinggi. Kima juga menjadi bahan makanan yang sangat mahal dan dijadikan menu khusus di restoran mewah.

Ada juga Sate Rusa. Kedai-kedai makan di Kaimana khususnya penjual satai, hampir semuanya menjual makanan berbasis daging rusa, yang setelah dihidangkan bentuknya hampir sama seperti satai dang gulai, tapi rasanya jauh lebih empuk dan gurih ketimbang daging sapi.

Untuk pencuci mulut ada Kue Lontar yang terbuat dari telur dan susu kental manis. Kue Lontar adalah kue khas dan wajib bagi penduduk yang beragama Islam, terutama saat Hari Raya Idul Fitri.
(lpt6)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar