Optimalisasi Wisata Danau Toba, Sandiaga Uno: Perlu Inovasi dan Terobosan Baru

Optimalisasi Wisata Danau Toba, Sandiaga Uno: Perlu Inovasi dan Terobosan Baru. Foto/Dok SINDO

TRANSKEPRI.COM JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan perlu inovasi dan terobosan baru dalam mengembangkan destinasi super prioritas Danau Toba.

Hal tersebut disampaikan Sandiaga Uno dalam International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity yang dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (13/10/2021).

"Konferensi internasional ini bertujuan untuk menggali penguatan produk wisata di Danau Toba agar bertaraf internasional," kata Sandiaga Uno.

Sehingga Danau Toba sebagai destinasi super prioritas dan juga bagian dari UNESCO Geopark Global yang telah ditetapkan pada 2 Juli 2020 dapat semakin mendunia.
“Besar harapan saya kegiatan ini dapat menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam pengembangan destinasi super prioritas Danau Toba sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan," kata Sandiaga.

Maka dari itu, pihaknya mengajak seluruh elemen terkait gera cepat dan sinergi sehingga semuanya bisa berjalan sesuai harapn.

"Kita harus ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, dan ‘gaspol’ garap semua potensi agar lapangan kerja terbuka seluas-luasnya,” ujar Menteri saat membuka konferensi secara daring.

Konferensi internasional Heritage of Toba menghadirkan berbagai pembicara di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang terbagi ke dalam dua sesi.

Pada sesi pertama diisi oleh Ahli Geologi ITB Indyo Pratomo; Ahli Ekowisata Prof. Harini Muntasib; dan Aktivis Lingkungan Annette Horschmann.

Sementara pada sesi kedua diisi oleh Fashion Designer Athan Siahaan; Praktisi Kuliner Indonesia Santhi Seraf; Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii AS Prof. Uli Kozok; dan Musisi Viky Sianipar.

Pada konferensi ini juga terdapat pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produk kreatif Toba mulai dari kuliner ada Coffe Toba Habinsaran, Dear Kopi Siantar, Kopi Sinerfy, Teh Serai, Mauas Madu, Blessing Cake Tarutung, Brams Tambunan Kuliner, dan Sambal Andalima.

Lalu fesyen dan kuliner ada sabina.collection, Rehani Tenun Batun Official, Oliviahandmade, Batikra Batak, Dame Ulos, dan Fashion Shoes Handycraft.

Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani menjelaskan bahwa konferensi internasional ini dilakukan untuk mendiskusikan dan mencari berbagai solusi bagaimana kedepannya kita bisa mempertahankan dan menguatkan produk wisata yang ada di Toba, tentunya dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan.

Sehingga wisatawan tidak hanya datang untuk berwisata tapi juga memberikan kontribusi dalam pemanfaatan lingkungan, berkontribusi terhadap pengembangan, dan konservasi budaya.

“Kami di Kemenparekraf juga sudah membuat travel pattern atau jalur wisata tematik, supaya segmentasinya lebih jelas. Mungkin ada yang datang ke sini karena hanya ingin melihat Danau Toba saja, dan length of stay nya hanya sehari atau dua hari. Tapi ketika kita membuat ini menjadi tematik, lebih bisa menarik minat masyarakat sehingga length of staynya juga akan jauh lebih lama,” jelas Rizki dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (14/10/2021).

Jalur wisata tematik atau travel pattern Kaldera Toba sendiri telah dirampungkan pada tahun 2020 oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events), dengan mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.

Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo’s Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa.

Sementara untuk jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo.

Untuk jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir. Dan pada 2022 akan dilanjutkan dengan pembuatan storytelling, interpretasi, serta pelaksanaan uji coba pada tiga tema tersebut.

“Wisatawan saat ini membutuhkan experience ketika berkunjung. Untuk itu, diharapkan biro perjalanan juga dapat membuat paket-paket wisata tematik ini,” tutur Rizki Handayani.

Sementara itu, salah seorang pembicara yaitu Aktivis Lingkungan Annette Horschmann menyampaikan masukannya untuk penguatan pengembangan produk pariwisata di Danau Toba. Annete menilai bahwa diperlukan cable car atau kereta gantung untuk menambah atraksi wisata.

“Cable car ini sangat ramah energi, ramah lingkungan. Kereta gantung bisa mengangkat banyak orang ke gunung tanpa menggunakan banyak listrik, karena kerjanya dengan gravitasi. Jadi, kalau kita bisa buat network of cable cars dari Tomok sampai ke Tele sangat luar biasa,” ujar Annette.
(net)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar