Megawati Nilai Sumbar Tidak Lagi Seperti Dulu yang Dia Kenal

Megawati Soekarno Putri

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut Sumatera Barat telah berbeda dari yang ia kenal.

Mega pernah mempertanyakan kegelisahannya ini kepada Ahmad Syafii Maarif, tokoh Muhammadiyah sekaligus anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kelahiran Sumatera Barat.

Mega mengatakan pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, Sumbar melahirkan banyak tokoh nasional. Namun kini, menurutnya, tokoh-tokoh Sumatera Barat tidak sepopuler dulu."Di BPIP saya sebagai Ketua Dewan Pengarah, itu ada Buya Syafii, saya suka bertanya sama beliau, mengapa Sumatera Barat yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda?" kata Mega dalam Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa di kanal Youtube Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP, Kamis (12/8).

"Dulu saya tahunya tokoh dari Sumatera Barat, kenapa menurut saya (sekarang) tidak sepopuler dulu atau memang tidak ada produknya?" kata Mega.

"Padahal Sumatera Barat ketika sebelum kemerdekaan sampai setelah merdeka sampai selesai juga Bung Karno [sebagai presiden] itu kan tokoh-tokohnya luar biasa, ya," tambahnya.

Meski demikian, masyarakat setempat menempatkan tokoh adat ninik mamak, alim ulama, dan cadiak pandai (cerdik cendekia) sebagai unsur kepemimpinan di Minangkabau. Tiga unsur ini disebut Tungku Tigo Sajarangan.Lebih lanjut, Mega mengenang saat dirinya berkunjung ke Bukittinggi. Di wilayah itu, ia melihat dan merasakan nuansa gotong royong masyarakat dan nuansa tradisi keislaman yang sangat kental.

"Jadi ke mana para cendekiawan yang dibilang cadiak pandai? Ini benar kan dulu setingkat loh, mungkin yang istilahnya Tungku Tigo Sajarangan alim ulama, cerdik pandai, yang satu lagi penghulu apa, ya? Kan, mendapatkan tempat yang sama di rumah gadang itu," ujar Mega.

Selain itu, Mega juga merasa heran saat dirinya dan puterinya, Puan Maharani pernah menjadi sasaran perundungan. Padahal, sepengetahuan Mega, di Sumatera Barat terdapat konsep Bundo Kanduang atau pemimpin wanita di Minangkabau.

"Kan, ada Bundo Kanduang, ya? Nah, jadi itu maksud saya apakah itu sudah tidak berjalan lagi?" kata Mega.

Pada momen Pilkada Serentak 2020, Puan Maharani menuai kritik karena pernyataannya yang dianggap menyinggung Sumatera Barat. Saat itu Puan berharap Sumatera Barat bisa menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila. (tm)

 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar