Sampai Hari Ini Garuda Tetap Layani Rute Internasional

Maskapai Garuda Indonesia

TRANSKEPRI.COM- PT Garuda Indonesia (Persero) memastikan tetap melayani penerbangan rute-rute internasional. Kepastian ini ditegaskan Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, ketika rapat bersama Komisi VI DPR RI.

"Kita terus terbang ke seluruh rute yang selama ini kita sudah komitmen, seperti ke Amsterdam, Jepang, Korea, maupun Australia, sampai hari ini kita masih terbang," kata Irfan, Rabu (29/4/20) dalam rapat yang berlangsung virtual itu.

Pada Pasal 19 Permenhub No 25 tahun 2020 tentang pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), memang maskapai tak ada larangan untuk terbang internasional.

"Larangan sementara penggunaan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf d merupakan larangan kepada setiap warga negara melakukan perjalanan di dalam negeri melalui bandar udara dari dan ke wilayah yang ditetapkan sebagai pembatasan sosial berskala besar dan/atau zona merah penyebaran corona virus disease 2019 (covid-19) baik dengan menggunakan transportasi umum maupun transportasi pribadi"

Namun, ia menegaskan secara dinamis tetap melakukan monitor dari waktu ke waktu. Monitoring ini meliputi frekuensi dan rute penerbangan tersebut.

"Sehingga kita upayakan khususnya untuk internasional kita terbang setiap minggu sekali," urainya.

Irfan juga sempat mengeluhkan penurunan penumpang yang terjadi beberapa waktu terakhir. Dia bilang, industri penerbangan di Indonesia seluruhnya terkena dampak yang sangat drastis dari kondisi Covid-19 ini.

"Karena bisnis kita itu berbasis mobilisasi dan ketika mobilisasi itu menjadi kegiatan yang tidak disukai tentu saja aktivitas kita akan berdampak secara langsung dan signifikan," bebernya.

Dia menyebut, pada kuartal pertama 2020, realisasi penerbangan Garuda Indonesia masih relatif naik-turun. Di rute internasional, penerbangan dari dan ke China menjadi yang pertama terdampak.

"Kuartal pertama sangat dipengaruhi dampaknya oleh penutupan penerbangan ke China. Pada waktu itu kita ada sekitar 13 penerbangan dalam seminggu ke China, kita tutup secara drastis," bebernya.

Sejak saat itu, frekuensi penerbangan terus mengalami penurunan. Terutama setelah adanya Permenhub No PM 25 tahun 2020 yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.

"Kita lihat sampai bulan Mei ini, dan kita akan melihat penurunan akan drastis nanti menjelang Lebaran. Penurunan drastis ini terjadi karena munculnya PM 25 yang dikeluarkan Kemenhub," bebernya.

Berdasarkan regulasi itu, dia menyebut, penerbangan domestik jadi yang paling terdampak. Rute-rute favorit yang selama ini tetap dipertahankan akhirnya terpaksa ditutup.

"Permen 25 ini memaksa kita untuk menghentikan hampir seluruh penerbangan domestik. Mengizinkan internasional tapi menghentikan domestik, kecuali logistik," tandasnya.(tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar