Mari Berwisata ke Pulau Bawah di Anambas
.jpeg)
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Pulau Bawah merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Berjarak sekitar 150 kilometer dari timur Singapura, ada Pulau Bawah kini beroperasi sebagai tempat penginapan orang berduit.
Hanya bisa dijangkau pesawat amfibi, pulau yang beroperasi dengan nama Bawah Reserve ini menawarkan wisata alam yang hakiki: pantai berpasir putih dan berair jernih sekaligus pepohonan yang rimbun.
proses reservasi langsung dari situs resmi Bawah Reserve. Tim reservasi akan meminta bukti identitas diri berupa scan paspor (resort ini dikelola dari Singapura), kemudian mereka akan meminta Anda untuk mengisi data pribadi seperti usia, alergi khusus, ukuran sepatu (untuk sewa perlengkapan snorkeling atau menyelam), hingga berat badan dan berat tas bawaan Anda (untuk keperluan batas muatan pesawat amfibi atau seaplane).
Perlu diketahui bahwa Bawah Reserve membatasi beban barang bawaan sebesar maksimum 15kg untuk setiap tamu.
Untuk ke destinasi wisata tersebut, harus terbang ke Batam (mendarat di Bandar Udara Hang Nadim). Setibanya di Hang Nadim, tim dari Bawah Reserve akan menjemput Anda langsung di ruang kedatangan. Mereka akan membantu mengambil bagasi kemudian melakukan proses check-in untuk penerbangan selanjutnya.
Dari Bandar Udara Hang Nadim, Anda akan menaiki private seaplane (pesawat amfibi) menuju Pulau Bawah. Pesawat berkapasitas maksimal 10 penumpang ini akan terbang selama kurang lebih 70-80 menit. Bersiaplah untuk menikmati pemandangan menakjubkan dari pulau-pulau kecil yang bertebaran di laut Natuna, dan setibanya di Pulau Bawah, pesawat akan mendarat di permukaan laut!
Viking Twin Otter-400 dengan kode pesawat DHC-400 itu beroperasi setelah Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub mengeluarkan Certificate Water Aerodrome atau bandara untuk pendaratan seaplanes dengan No PK, perdana di Indonesia. Ini adalah sebuah terobosan aksesibilitas udara yang sangat ditunggu-tunggu untuk destinasi kepulauan.
Harga
Resort yang mengusung konsep eco-resort ini, harpersbazaar.co.id merilis memiliki 35 bungalow yang terdiri atas Garden Suite ($1780), Beach Suite ($1980), Overwater Bungalow ($2400), dan Deluxe Beach Suite ($2280).
Setiap bungalow dirancang dengan jarak yang tidak terlalu berdekatan demi meningkatkan kenyamanan dan privacy para tamu. Bawah Island menyediakan buggy sebagai sarana transportasi dari kamar menuju lokasi-lokasi seputar resort seperti Grouper Bar dan Treetop Restaurant, Boat House, Aura Wellness Center, maupun jetty bercabang dua yang ikonis.
Uniknya lagi, bungalow tersebut memiliki keunggulan dari posisinya masing-masing. Bila Anda menginap di Overwater Bungalow, Anda akan dimanjakan dengan keindahan matahari terbit dan terbenam, seraya mengamati ikan-ikan yang bermain-main di bawah bungalow Anda.
Sedangkan Beachfront Suite memberikan akses langsung ke pasir putih dan pantai yang amat jernih. Anda bisa duduk-duduk santai dan berjemur tepat di depan bungalow.
Package rate yang ditawarkan oleh Bawah Reserve telah mencakup biaya penerbangan dari Bandar Udara Hang Nadim Batam ke Pulau Bawah (pulang pergi), kamar untuk dua orang, makan dan minum (mulai dari sarapan, makan siang, makan malam, hingga snack dan berbagai minuman non-alkohol), spa (complimentary satu jam perawatan spa setiap harinya), kelas yoga, pilates, reiki, hingga berbagai aktivitas laut seperti snorkeling, diving, maupun canoeing.
Dibuka oleh Pengusaha Singapura
Dibuka pada akhir tahun 2017 oleh bos perusahaan pengiriman Singapura, Tim Hartnoll, bersama dengan delapan rekannya yang menjadi investor, Bawah Reserve hanya satu dari sejumlah pulau kecil di Indonesia yang dimiliki hartawan dunia.
Dari 17 ribuan pulau kecil di Indonesia, bos-bos perusahaan internasional itu telah mengubah wajah Pulau Bawah, Nihi Sumba, Pangkil, Pulau Joyo, Wakatobi, Nikoi dan Cempedak, menjadi tempat bersantai yang mewah nan megah.
Tarif menikmati fasilitas dan layanan di pulau-pulau itu beragam, tapi ada kesamaan konsep yang diusung: menjunjung tinggi kelestarian alam serta memberikan pekerjaan dan pendidikan bagi warga lokal pulau.
“Saya melihat perkembangan ini secara garis besar sebagai perkembangan positif,” Andrea Oschetti, pendiri ahli perjalanan mewah yang berbasis di Hong Kong, Blueflower Inspired Travels.
“Pengembangan hotel di pulau-pulau terpencil bisa diartikan bahwa pemiliknya ingin menjaga pulau dan sumber daya alamnya.”
Kisah Menemukan Pulau Bawah
Pelaut dan penyelam yang tumbuh besar di Singapura, Hartnoll, mengaku mencintai bahari sejak kecil.
Ia telah merekam banyak pemandangan laut yang indah. Namun baru pada tahun 2006 ia mengaku jatuh cinta dengan pulau yang berada di Kepulauan Riau itu.
“Saya tahu bahwa Pulau Bawah adalah yang saya dambakan begitu pertama kali menginjakkan kaki di sana,” kata Hartnoll seperti dikutip cnnindonesia.com.
“Jauh dari keramaian, terdapat hutan, perbukitan, dan pesisir. Sejak saat itu saya tidak bisa melupakannya.”
Hartnoll, yang memiliki perusahaan pengiriman global X-Press Feeders, memutuskan untuk mengakuisisi enam pulau, yang merupakan rumah bagi tiga laguna dan lebih dari selusin pantai.
Dia merangkul delapan investor untuk mendapatkan sewa jangka panjang atas kepulauan tersebut.
“Ketika ada kesempatan untuk mengembangkan Bawah, sangat penting bagi bagi kami untuk mengelolanya dengan konsep berkelanjutan,” kata Hartnoll.
“Perairannya bisa dibilang cukup gundul ketika kami pertama kali tiba di sini karena banyak penangkapan ikan menggunakan bahan peledak. Saat itu kehidupan lautnya terbatas dan ada beberapa kerusakan pada karang.”
Sebelum membangun hotel, Hartnoll dan rekan-rekannya bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk memperbaiki kondisi perairan Pulau Bawah dengan cara melarang penangkapan ikan dengan dinamit serta melarang kapal membuang jangkar terlalu dekat dengan pantai.
Mereka membutuhkan lebih dari lima tahun untuk membangun properti Bawah Reserve yang berisi 35 kamar. Salah satu alasannya untuk menghindari lalu lalang alat berat.
Pembangunan properti itu banyak dikerjakan dengan tangan yang dipercaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
Hasilnya, Bawah Reserve kini menjadi tempat penginapan yang mewah dan mengedepankan keramahan lingkungan. Bahan bangunan kebanyakan dari bambu dan banyak ruangan beratap terbuka. Ditambah lagi dengan pernak-pernik bertema laut di setiap sudut ruangannya.
Untuk melengkapi upaya konservasi kelautan, hotel ini telah membangun taman permakultur, program daur ulang limbah, panen air hujan, dan sistem penyaringan air. Selain itu, mereka menggunakan botol kaca dan mobil angkut bertenaga surya.
Sekitar 95 persen staf hotel berasal dari Indonesia, dan 32,3 persen merupakan warga pulau.
“Ada keinginan besar dari warga pulau untuk bekerja di sini, namun posisi yang bisa mereka tempati sangat terbatas,” katanya.
“Jadi [Yayasan Bawah Anambas] bekerja untuk mendidik dan melatih warga pulau, sehingga di masa depan lebih banyak posisi yang bisa mereka isi.(tm)
Tulis Komentar