Tentara Afghanistan
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Ratusan tentara Afghanistan terbang melarikan diri ke Uzbekistan dengan menggunakan 22 pesawat militer dan 24 helikopter sepanjang akhir pekan kemarin, usai Kabul dikuasai Taliban.
Eksodus itu termasuk sebuah pesawat yang bertabrakan dengan jet tempur Uzbekistan yang menyebabkan keduanya jatuh.
Kantor Kejaksaan Uzbekistan mengatakan pada Senin (16/8), bahwa total 585 tentara Afghanistan telah tiba dengan pesawat dan 158 orang lainnya melintasi perbatasan dengan berjalan kaki pada Minggu (15/8).
Pernyataan tersebut berbeda dengan komentar sebelumnya oleh Kementerian Pertahanan Uzbekistan yang menyebut pesawat militer Afghanistan ditembak jatuh oleh tentara udara mereka.
Pesawat jet Afghanistan mengalami kecelakaan pada Minggu malam di wilayah Uzbekistan, provinsi Surxondaryo, pada Minggu (15/8). Pihak kejaksaan mengatakan bahwa pilot dari pihak Afghanistan dan Uzbekistan sempat keluar dan selamat.
Sementara itu, negara bekas Uni Soviet lainnya yang berbatasan dengan Afghanistan, Tajikistan juga mengatakan pada Senin (16/8) bahwa sebanyak dua pesawat militer negara tetangganya itu membawa lebih dari 100 tentara dan diizinkan mendarat di kota Bokhtar.Namun posisi resmi ratusan tentara Afghanistan ini masih belum jelas. Pernyataan Kejaksaan tidak merinci lokasi penampungan tentara setelah sebelumnya ratusan prajurit itu dipaksa mendarat di kota perbatasan Termez.
Taliban sebelumnya menyatakan perang di Afghanistan sudah berakhir setelah kelompok itu menduduki istana kepresidenan di Kabul pada Minggu (15/8).
"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin (Taliban). Mereka menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," ujar juru bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al-Jazeera, yang dikutip Reuters, Senin (16/8).
Ia kemudian berkata, "Terima kasih, Tuhan. Perang di negara ini telah berakhir."
"Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami, dan kemerdekaan rakyat kami," ucap Naeem.Naeem kemudian mengatakan bahwa Taliban akan menyusun bentuk pemerintahan baru di Afghanistan setelah mereka berkuasa. Ia menyebut Taliban ingin membangun hubungan internasional dan tak hidup dalam isolasi.
"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain."
Kondisi perebutan Kabul oleh Taliban ini membuat ribuan warga yang khawatir akan kekuasaan kelompok tersebut melakukan eksodus besar-besaran. (tm)