Kegiatan vaksinasi
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Program vaksinasi sudah berjalan sejak Januari 2021, tak lama setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Sinovac. Sejak itu, setidaknya ada enam vaksin yang dipakai di Indonesia untuk mengatasi Covid-19.
Kemudian, tidak lama setelah Sinovac, PT Bio Farma membuat vaksin CoronaVac yang bahan bakunya berasal dari Sinovac. Saat menerbitkan EUA untuk CoronaVac, BPOM tidak menyebutkan secara detail tingkat efikasi vaksin tersebut.Vaksin pertama kali yang muncul di Indonesia adalah Sinovac buatan perusahaan asal China, Sinovac. BPOM saat menerbitkan EUA untuk Sinovac 11 Januari 2021, menyatakan bahwa efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin ini terhadap virus corona mencapai 65,3 persen.
Namun, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan vaksin CoronaVac memiliki kandungan dan profil khasiat keamanannya sama dengan vaksin CoronaVac yang diproduksi Sinovac Beijing.
Selanjutnya ada AstraZeneca yang merupakan vaksin hasil pengembangan Oxford University. BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin AstraZeneca pada 9 Maret 2021.
Vaksin berikutnya yang tersedia di Indonesia adalah Sinopharm yang merupakan produksi dari perusahaan asal Beijing, Bio-Institute Biological Products Co., yang merupakan salah satu anak perusahaan dari China National Biotec Group (CNBG).Dari keterangan BPOM, efikasi vaksin dengan 2 dosis standar, terhitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan menunjukkan efikasi sebesar 62,10 persen.
Berdasarkan keterangan BPOM, dari hasil studi klinis fase 3 yang dilakukan terhadap lebih dari 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm mencapai 78,02 persen.
BPOM telah menerbitkan EUA untuk Sinopharm pada 30 April 2021. Pemerintah memutuskan vaksin ini digunakan dalam program Vaksin Gotong Royong.
Masuk bulan Juli, BPOM tercatat menerbitkan EUA untuk dua vaksin. Pertama yakni penerbitan EUA untuk vaksin Moderna pada 2 Juli 2021.
Vaksin Moderna merupakan vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin ini diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 ml dengan dua kali penyuntikan dalam rentang waktu satu bulan.
Terakhir, BPOM telah menerbitkan EUA untuk vaksin Pfizer pada Kamis (15/7). Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan, efikasi Pfizer mencapai 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas, dan pada remaja usia 12-15 tahun efikasinya sebesar 100 persen.Dari keterangan BPOM, efikasi Moderna sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Hasil tersebut diperoleh melalui pengamatan mulai hari ke-14 setelah penyuntikan kedua.
Dari keterangan BPOM, aspek keamanan yang telah dikaji bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) menunjukkan bahwa secara umum vaksin Pfizer ini aman dan dapat ditoleransi pada semua kelompok usia. (tm)