Ribuan orang mengungsi ke pantai di Batemans Bay, Australia, 31 Desember. Foto/REUTERS/INSTAGRAM @LAPPINGTHEISLAND
TRANSKEPRI.COM. MELBOURNE - Ribuan warga lari ke pantai di sepanjang wilayah pantai timur Australia untuk menyelamatka ndiri dari kebakaran yang semakin membahayakan pada Selasa (31/12). Pemerintah telah menyiapkan kapal angkatan laut dan helikopter militer untuk membantu evakuasi dan pemadaman kebakaran.
Pejabat pemerintah menyerukan dukungan militer Australia dan bantuan dari kru pemadam asal Amerika Serikat (AS) dan Kanada saat otoritas mengonfirmasi dua orang tewas tadi malam.
Hingga saat ini total 11 orang tewas akibat kebakaran yang berlangsung sejak awal Oktober. Kebakaran itu telah menghancurkan lebih dari 4 juta hektare lahan dan kebakaran baru terus terjadi akibat suhu panas dan angin kencang di wilayah yang kekeringan.
MELBOURNE - Ribuan warga lari ke pantai di sepanjang wilayah pantai timur Australia untuk menyelamatka ndiri dari kebakaran yang semakin membahayakan pada Selasa (31/12). Pemerintah telah menyiapkan kapal angkatan laut dan helikopter militer untuk membantu evakuasi dan pemadaman kebakaran.
Pejabat pemerintah menyerukan dukungan militer Australia dan bantuan dari kru pemadam asal Amerika Serikat (AS) dan Kanada saat otoritas mengonfirmasi dua orang tewas tadi malam.
Hingga saat ini total 11 orang tewas akibat kebakaran yang berlangsung sejak awal Oktober. Kebakaran itu telah menghancurkan lebih dari 4 juta hektare lahan dan kebakaran baru terus terjadi akibat suhu panas dan angin kencang di wilayah yang kekeringan.
"Ini masih menjadi malam berbahaya yang sangat lama dan sulit ke depannya. Ini akan menjadi hari sulit lainnya besok," ujar dia, dilansir Reuters.
Otoritas menyatakan garis depan kebakaran bergerak mendekati pantai dan memperingatkan warga di sekitar itu untuk berlindung ke dekat pantai.
Sekitar 4.000 orang di kota Mallacoota di Victoria menuju pantai setelah jalan utama tertutup kebakaran. Yang tak bisa ke pantai, mengungsi di gedung publik lainnya.
"Ini terlihat seperti Armageddon. Ini mengerikan," ungkap David Jeffrey, pemilik rumah penginapan Wave Oasis. (ssb)