Mantan Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah saat berada di Pasar Bintan Center
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Pasca sidak Pasar Bintan Centre oleh Satgas Covid-19 Tanjungpinang, perseteruan Wali Kota Hj Rahma S.IP dan Mantan Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah semakin memanas.
Di salah satu laman media online, Rahma menyebut ada seseorang yang tengah berupaya mengganggu tim Satgas Covid-19 melaksanakan tugas dipasar Bintan centre, selanjutnya Rahma mengatakan orang yang menghalangi atau mengganggu kerja Satgas Covid-19 berarti dia ikut terlibat membunuh masyarakat.
"Ada oknum yang mencoba mengganggu kerja Satgas Covid-19 di Pasar Bintan Centre Kilometer 9 Tanjungpinang, karena itu dia bisa dikatakan ikut membunuh masyarakat," tukas Rahma.
Berdasarkan informasi Primkopim upaya peninjauan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di pasar Bintan Centre Satgas covid-19 ditememukan 12 orang terpapar positif. Dari 12 orang itu, 10 orang di antaranya pedagang dan 2 lagi adalah pengunjung pasar.
"Mereka yang terpapar akan diisolasi, langkah selanjutnya Pemko akan mengambil langkah penutupan sementara Pasar Bintan Centre," jelasnya.
Sementara Mantan Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan kita semua punya tanggung jawab yang sama terkait penanganan dan pencegahan penyebaran virus covid-19, akan tetapi sistem dan penerapan PPKM seharusnya tidak melanggar hak masyarak.
"Kita mendukung program pemerintah dalam menekan angka penderita covid-19 di Tanjungpinang, tapi gunakan lah cara cara yang lebih elegan dan terhormat, pedagang dan pengunjung pasar adalah masyarakat kita, mereka juga bukan pelacur yang harus dikejar kejar untuk mengikuti Swab Antigen," tukas Lis Darmansyah.
Anggota DPRD Kepulauan Riau dapil Kota Tanjungpinang ini menyayangkan langkah refresif Pemko di Pasar Bintan Centre, seharusnya cara cara demikian tidak boleh dilakukan. Hal ini diprediksi akan berdampak pada penurunan ekonomi masyarakat.
Lis Darmansyah juga mengatakan Covid ini adalah ujian dan sudah terjadi, seharusnya pemimpin dapat melihat realita dan belajar dari kenyataan, jangan hanya menonjolkan ego. Baru inilah ada pemimpin yang tidak bisa menerima kenyataan dan kritikan yang sifatnya membangun, ingat dan baca kembali pasal demi pasal dalam gurindam 12.
"Baru inilah pemimpin yang tidak bisa belajar dari kenyataan dan tidak bisa dikritisi, ingat dan baca kembali pasal demi pasal dalam gurindam 12," katanya. (mad)