Berbeda pilihan saat pilkades jenazah tokoh masyarakat alm Ujang Rahmat (70) yang dimakamkan di Kampung Koranji, Desa Tegalwangi, Menes, Pandeglang, Banten selama tiga tahun lalu terpaksa dibongkar dan dipindahkan. Foto iNews TV/Iskandar N
TRANSKEPRI.COM. PANDEGLANG - Jenazah tokoh masyarakat alm Ujang Rahmat (70) yang dimakamkan di Kampung Koranji, Desa Tegalwangi, Menes, Pandeglang, Banten selama tiga tahun lalu yang terpaksa dibongkar dan dipindahkan karena keluarganya beda pilihan saat Pilkades. Penyebabnya hanya gara-gara anak alm Ujang Rahmat yang sempat diundang bakar ikan di rumah calon kades lain membuat salah satu tokoh masyarakat setempat mengungkit perihal pemakaman ayahnya yang berada di tanah miliknya.
“Akhirnya makam alm pak Ujang terpaksa dipindahkan ke Kampung Kacapi Amis, Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Pandeglang,” kata Sanan kerabat alm Ujang Rahmat, Sabtu (4/7/2021).
Jenazah yang sudah berusia hampir 3 tahun itu digali pihak keluarga dan masyarakat untuk dipindahkan ke tempat pemakaman umum (TPU) di Kampung Kacapi Amis, Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Pandeglang.
Isak tangis keluarga pecah saat melihat jasad yang tinggal tulang belulang itu diangkat kembali dan dibalut dengan kain kafan.
Bahkan salah seorang anak korban jatuh pingsan karena tak sanggup melihat penderitaan sang ayah yang harus dipindahkan ke makam lain dengan menempuh perjalanan yang cukup curam.
“Ini disebabkan adanya ketersinggungan antara pihak keluarga dengan salah satu timses dari calon kepala desa bernama Shihab yang juga pemilik tanah yang mempersoalkan anak korban bernama Ade Sadeli yang tidak mendukungnya. Apalagi beberapa hari yang lalu Ade Sadeli diundang untuk bakar ikan di rumah balon kades lain yang ternyata mengundang amarah pemilik makam pemilik lahan yang mempersoalkan makam tersebut dengan kata-kata sudah ditumpangi selama tiga tahun hingga akhirnya makam tersebut dibongkar dan dipindahkan keluarga,” kata Sanan.
Sekdes Tegal Wangi Emat Rahmatullah mengatakan, pihaknya telah mengetahui adanya pemindahan makam di desa mereka. Diduga pemindahan makam tersebut terjadi akibat dukungan terhadap salah seorang calon kepala desa.
“Kita berharap masalah ini dapat diselesaikan di tingkat desa agar tidak memicu kisruh saat pelaksanaan pilkades nantinya,” kata Sekdes Tegal Wangi Emat Rahmatullah.
Sementara itu Shihab sang pemilik lahan kepada wartawan sudah meminta maaf kepada pihak keluarga almarhum atas kata-katanya tersebut dan berharap makam tidak dipindahkan.(net)