Usai menembak mati lima orang di Kp Bingky, Yahukimo, Papua dilaporkan KKB Tendius Gwijangge menyandera empat warga lainnya. Foto truk yang ditembak/Bidhumas Polda Papua
TRANSKEPRI.COM, YAHUKIMO - Lima orang warga sipil yang tengah mengerjakan pekerjaan jembatan di Kali WIT, Kampung Bingky, Kabupaten Yahukimo, Papua dilaporkan tewas setelah ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) , Kamis (24/6/2021). Usai menembak lima orang tersebut dilaporkan KKB yang diduga pimpinan Tendius Gwijangge ini juga menyandera empat warga lainnya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, empat orang yang disandera oleh KKB masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
"Pelaku diduga merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib. Saat ini personel gabungan masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata," kata Kombes AM Kamal dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis malam (24/6/2021).
Menurut Kabid Humas kejadian berawal saat Kamis 24 Juni 2021 pukul 09.00 WIT, di Kampung Bingky, Kabupaten Yahukimo Karyawan PT Sinama melakukan aktifitas setiap hari dalam hal ini pembangunan Proyek Jembatan Kali Kuk Kampung, Samboga, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo.
Pukul 11.05 WIT, korban Saiful yang merupakan sopir (karyawan) PT Sinama bersama karyawan lainnya menggunakan truk sedang mengambil matrial proyek berupa batu ciping (batu olahan) dari Camp Kali Kuk kampung Samboga dengan tujuan PT Berantas Kampung Sukamo dengan melewati jembatan Kali I kampung Samboga Distrik Seradala.
Saat melintas Jembatan Kali I (ret pertama) dalam mengangkut matrial dari PT Berantas bersama tiga truk lainnya belum ada kelompok KKB. Kemudian sopir kembali melewati Jembatan Kali I (ret kedua) mengangkut matrial dari PT Berantas dimana korban dengan menggunakan truk berada pada posisi belakang.
Sesudah melintas Jembatan Kali I, dari Camp kali Kuk (tempat kerja) korban dihadang oleh kelompok KKB Kali I dengan jumlah 30 (tiga puluh) orang dengan menggunakan alat tajam berupa anak panah, kampak, parang, samurai. Dimana dua orang dari kelompok tersebut membawa 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang, selanjutnya terdengar dari pimpinan kelompok tersebut mengatakan bahwa “Laksanakan Operasi dan Periksa mereka”.
"Korban kemudian mundur ke belakang untuk memutar kembali ke arah Camp kali Kuk bersamaan dengan bunyi tembakan laras panjang dari arah depan korban yang mengakibatkan kaca depan retak tembus kebelakang akibat terkena proyektil senjata api tersebut. Atas kejadian tersebut, korban kembali arah tempat bekerja bertempat di Camp PT. Seremony kali Kuk Kampung Bingki untuk berkumpul sesama karyawan dan masyarakat Kampung Bingki," kata Kombes AM Kamal.
Lalu Pukul 15.50 WIT, personel Polres Yahukimo mendapatkan informasi melalui Via telpon dari AD bahwa telah terjadi penembakan terhadap masyarakat Bingky atas nama Obaja Nang yang dilakukan oleh KKB kali I.
Pukul 16.05 WIT, mendapat informasi tersebut Kapolres Yahukimo AKBP Deni Herdiana, berkoordinasi dengan Dandim 1715/Yahukimo Letkol inf. Christian FR Ireuuw guna mengambil langkah penanganan terkait kasus penembakan tersebut.
Sementara Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Susriastawa membenarkan adanya penembakan tersebut.
"Benar telah terjadi penembakan tersebut, dari informasi yang kami terima lima warga tewas, empat orang merupakan tukang yang sedang membangun rumah warga dan satu orang merupakan warga di kampung tersebut,” jelas Kapen Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa, saat dikonfirmasi.
Suriastawa menilai penghadangan truk PT Papua Crenoma yang dilakukan kelompok teroris OPM (diduga kelompok teroris Tandius Gwijangge) sebelum terjadinya penembakan di Kampung Bingki itu, sebagai aksi teror untuk menghambat jalannya pembangunan jembatan yang sedang dilaksanakan PT Papua Crenoma.
“Mereka ini kan teroris, yang tidak ingin Papua dibangun menjadi maju dan sejahtera serta menjadikan masyarakat sipil sebagai korban aksi-aksi terornya,” ujarnya.
Ia pun mengatakan tindakan tegas dan terukur pemerintah melalui aparat TNI-Polri terhadap kelompok teroris sudah sangat tepat. Dan dengan kembali terjadinya teror sadis ini dapat membuka mata semua pihak, bahwa kelompok teroris OPM musuh bersama yang harus dilawan bersama agar tidak ada lagi korban dikemudian hari. (net)