Ganjar versus Puan, Loyalitas Relawan Tantang Kekuatan Mesin Partai

Kamis, 24 Juni 2021

Ganjar Pranowo diyakini bakal mengandalkan kekuatan relawan dalam persaingan dengan Puan Maharani yang bergantung pada struktur organisasi untuk memperoleh tiket capres dari PDIP. Foto/SINDOnews

TRANSKEPRI.COM, JAKARTA - Putri Ketua Umum PDIP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sama-sama berambisi menjadi calon presiden (capres) 2024. Keduanya sudah menyiapkan strategi untuk memenangkan pertarungan tersebut. Masing-masing menggunakan dua mesin yang berbeda untuk mencapai tujuannya.

Analis Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggu, Jamiluddin Ritonga melihat Ganjar sampai saat ini memang masih di atas angin. Setidaknya bila hal itu dilihat dari elektabilitasnya yang jauh moncer dibandingkan Puan. Namun elektabilitas itu kerap naik turun. Karena itu, tidak ada jaminan elektabilitas Ganjar akan terus bertengger di atas, sementara Puan akan tetap di bawah.

"Untuk meningkatkan bargaining menuju Pilpres 2024, dua sosok kader PDIP ini tampaknya menggunakan strategi yang berbeda," kata Jamil kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).
Menurut Jamil, Ganjar tampaknya menggunakan pendekatan non struktural partai. Jalur ini terpaksa digunakannya karena Ganjar tidak mendapat dukungan dari organ partainya. Karena itu, Ganjar tampaknya memaksimalkan jalur relawan dan sampai saat ini sudah sekitar 6 kelompom relawan yang mengklaim mendukung Ganjar, yaitu Ganjarist, Dulur Ganjar, Teman Ganjar, Sahabat Ganjar, Relawan Ganjar, dan Sobat Jarwo.

"Tentu itu belum dihitung kemungkinan relawan Jokowi bergabung ke Ganjar. Ada informasi, 75 persen relawan Jokowi akan merapat ke Ganjar," imbuhnya.

Mantan Dekan FIKOM IISIP ini mengakui, belum diketahui apakah kehadiran relawan itu secara alamiah atau hasil mobilisasi. Kalau relawan itu lahir secara alamiah, berarti dukungan terhadap Ganjar akan sangat solid, militan, dan dalam jumlah besar.

"Namun bila itu hasil mobilisasi, maka relawan tersebut tidak akan solid dan militan. Mereka ini dideklarasikan hanya untuk dijadikan bargaining ke partai politik bahwa Ganjar didukung akar rumput dan karenanya layak menjadi capres," terang Jamil.
Sementara itu, kata Jamil, Puan tampaknya mengandalkan organisasi PDIP. Hal itu sangat terlihat mulai bermunculannya dukungan dari DPD dan DPC kepada Puan untuk diusulkan menjadi capres pada Pilpres 2024.
Selain itu, sambung dia, Fraksi PDIP di Senayan tampaknya mendukung Puan. Hal itu terlihat dari adanya permintaan kepada semua Anggota DPR RI dari PDIP untuk memasang baliho bergambar Puan di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing.

"Kalau informasi itu benar, maka tak lama lagi di seluruh Indonesia akan dihiasi baliho bergambar Puan. Tentu ini akan lebih cepat memperkenalkan Puan ke masyarakat untuk mengerek popularitas dan elektabilitasnya," ungkapnya.

Kemudian, Jamil melanjutkan, saat Puan berkunjung ke Manado, Semarang, dan Solo, juga difasilitasi oleh organ partai. Ini mengindikasikan Puan akan mengoptimalkan mesin partai untuk mengantarkannnya menjadi capres 2024. Sementara jalur non partai, seperti relawan, Puan tampaknya belum memaksimalkannya. Sampai saat ini baru terdengar satu relawan Puan, yaitu Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN).
Oleh karena itu, Jamil menambahkan, Puan dan Ganjar akan terus berupaya meningkatkan elektabilitasnya dengan strategi yang berbeda. Hanya saja, Puan tampaknya sudah memegang tiket capres dari PDIP. Sehingga, semua organ partai akan dikerahkan untuk mengamankan tiket caprea tersebut. Hanya saja, menunggu keputusan dari Megawati Soekarnoputri yang hanya menunggu waktu saja.

"Sementara Ganjar, melakukan strategi melalui relawan, tampaknya untuk dijadikan bargaining kepada partai lain selain PDIP. Dengan hiruk pikuk para relawannya, diharapkan ada partai yang meliriknya. Setidaknya ada partai yang menawarkan kepada Ganjar untuk cawapres. Berat memang untuk Ganjar menuju Pilpres 2024," pungkas Jamil.(net)