Reaktor nuklir air berat Arak. FOTO/Reuters
TRANSKEPRI.COM. JENEWA - Iran meluncurkan kembali program pembangunan sebagian reaktor air berat Arak pada Senin (23/12). Langkah ini tidak melanggar batasan internasional soal pengembangan program nuklir, namun jelas memperlihatkan reaksi Iran terhadap tekanan Amerika Serikat (AS).
Seperti dilaporkan Reuters, media pemerintah Iran mengatakan, para teknisi menghidupkan sirkuit sekunder di Arak, sebuah pabrik yang dibangun untuk menghasilkan air berat yang digunakan sebagai moderator untuk memperlambat reaksi dalam inti reaktor nuklir.
"Hari ini kita memulai bagian penting dari reaktor," kata Kepala Badan Atom Iran, Ali Akbar Salehi dalam pernyataan yang disiarkan langsung di TV pemerintah.
Sementara kantor berita Mehr melaporkan, sirkuit sekunder dinyalakan ketika Iran mengerjakan modernisasi reaktor Arak. Menurut Mehr, reaktor nuklir air berat Arak terdiri dari dua sirkuit. Sirkuit pertama berfungsi untuk menghilangkan panas dari jantung reaktor, dan sirkuit sekunder berfungsi untuk memindahkan panas dari sirkuit pertama ke menara pendingin dan akhirnya ke lingkungan luar.
Teheran telah mengaktifkan kembali sebagian program nuklirnya sebagai protes atas penarikan diri AS dari kesepakatan internasional, tahun lalu. Kesepakatan ini dimaksudkan untuk membatasi kemampuan Iran untuk mengembangkan bom nuklir.
Menurut AS, langkah itu diambil untuk memberlakukan kembali sanksi yang dicabut berdasarkan kesepakatan 2015 akan memaksa Iran untuk menyetujui pakta yang lebih luas. Teheran selalu mengatakan, progtam nuklir mereka adalah untuk pembangkit listrik, pekerjaan medis, dan tujuan damai lainnya.
Sebelumnya, Iran setuju untuk menutup reaktor di Arak, di bawah kesepakatan yang dicapai pada 2015. Kekuatan asing yang menandatangani pakta itu mengatakan, pabrik itu bisa menghasilkan plutonium, yang juga bisa digunakan dalam bom atom. (ssb)