PON Papua 2021
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) se Indonesia terus mempersiapkan para atlitnya guna bersaing meraih prestasi dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar sudah yang ke-20 kalinya, dan pada tahun ini akan dilaksanakan di Ujung Timur Indonesia, tepatnya di Papua.
Sebagai Provinsi yang masih tergolong muda, KONI Kepri tidak mau ketinggalan untuk ikut unjuk gigi dalam ajang olahraga bergengsi ini. Sudah tiga kali berturut-turut KONI Kepri selalu mengutus atlitnya di ajang PON. Walaupun tidak semua cabang sanggup diikuti, namun Kepri memiliki beberapa cabang olahraga prioritas yang prestasinya bisa diperhitungkan ditingkat Nasional. Dan pada 2-14 Oktober 2021 nanti, di Papua, merupakan ajang PON ke-4 yang akan diikuti oleh para atlit dari Kepri dibawah komando KONI.
Belajar dari pengalaman sebagai peserta pada PON sebelum-sebelumnya, Wakil Sekretaris Umum KONI Kepri, Amri, SE berharap kepesertaan Kepri pada PON XX di Papua nanti tidak lagi hanya sebagai pelengkap saja, sehingga hanya dipandang sebelah mata oleh para pesaing. Oleh sebab itu, perlu adanya persiapan yang matang, terarah dan terukur. Baik dari segi fisik, mental, spiritual hingga finansial demi mendapatkan prestasi terbaik.Saat ini KONI Kepri telah menyiapkan sebanyak 52 atlet untuk 16 cabang olahraga yang akan diikuti nanti, ditambah pelatih sebanyak 24 orang dan official 24 orang.
Total atlit, pelatih dan official sebanyak 100 orang yang akan diberangkatkan ke Papua. Amri menyebutkan, modal besar yang dimiliki KONI Kepri saat ini hanya sebatas semangat fisik dan mental. Sementara, secara finansial masih jauh dari yang diharapkan.
Secara finansial, saat ini jumlah dana yang dibantukan untuk KONI Kepri sebesar Rp3,5 miliar, dana tersebut sudah termasuk anggaran rutin sekretariat dan bantuan pembinaan cabang olahraga (cabor), diluar untuk dana ke PON nanti di Papua.
"Dana keberangkatan saja minimal sekitar Rp2,5 miliar yang kita butuhkan. Sampai sekarang kita belum tersedia dana Pelatda untuk sekitar enam bulan kedepan dan dana try out jelang berangkat. jadi sangat minim sekali persiapan keberangkatan," kata Amri, Minggu (4/4) di Batam.
Problem finansial yang di hadapi KONI Kepri, sejatinya juga dialami oleh KONI-KONI lain se Indonesia. Seperti halnya yang dikatakan Sekretaris Umum (Sekum) KONI Riau Deni Er Iddehan ditempat terpisah. Deni Er Iddehan sendiri merupakan putra kelahiran Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri.
Sebagai orang Kepri yang menjabat Sekum KONI Riau dan tinggal di Pekan Baru, Deni ikut prihatin dengan kondisi KONI Kepri saat ini. Padahal, kata Deni, inilah momen Kepri untuk bangkit menunjukkan prestasi di kancah olah raga melalui PON XX. Apalagi Kepri juga memiliki sejumlah atlit berprestasi untuk beberapa cabor tertentu.
Diakui Deni, KONI Riau juga masih kekurangan anggaran untuk menghadapi PON XX di Papua. Dengan total 400 orang yang terdiri dari atlit, pelatih dan official yang akan diberangkatkan. Saat ini KONI Riau mengantongi anggaran Rp35 miliar. Padahal, berdasarkan survey yang sudah dia lakukan ke Papua, berdiskusi sesama pengurus KONI dari daerah lain, jika di kalkulasikan kebutuhan anggaran yang harus tersedia untuk Riau setidaknya Rp45 miliar.
"Dari beberapa kali rapat yang saya ikuti baik secara luring maupun daring, memang ada beberapa Provinsi yang anggaran KONI nya sangat kecil. Termasuk anggaran KONI Kepri. Dan bahkan mungkin anggaran KONI Kepri salah satu yang terkecil di Indonesia. Kita saja Rp35 miliar masih kurang, sementara Kepri cuma 3,5 miliar dan itu sudah include anggaran sekretariat selama setahun," ujar Deni prihatin.
Deni berharap Pemerintah Kepri bersama DPRD-nya bisa membantu mencarikan solusi untuk KONI Kepri bisa mengangkat citra olah raga di Negeri Segantang Lada tersebut. Sehingga semangat KONI yang sudah terbangun serta semangat juang para atlit yang sudah membara tidak tersurutkan.
"Saya ngomong begini karena saya dilahirkan di Kepri dan saya sering diskusi bersama teman-teman KONI Kepri. Inilah bentuk kepedulian saya terhadap tanah kelahiran saya. KONI ada sebagai tempat bernaungnya para atlit dari berbagai cabang olahraga," ujar Deni.
Jika banyak anak muda dengan berbagai bakatnya masing-masing, maka dibidang olahraga menjadi tanggungjawab KONI untuk membantu pemerintah dalan mengembangkan bakat putra dan putri yang ada. Sehingga olahraga bisa menjadi sebuah industri (sport industry), saint (sport saint) hingga tujuan wisata (sport tourizm). Dan sebaliknya, Pemerintah juga harus mensuport KONI dari segi finansial, baik sarana, prasarana dan sebagainya.
"Tujuan kita hanya agar masyarakat yang berbakat dibidang olahraga bisa mengembangkannya. Dan olahraga yang dia tekuni bisa menjadi sandaran hidup. Sehingga bagi yang sudah menjadi atlit, bisa lebih fokus dengan status keatlitannya. Karena itulah pekerjaan utamanya. Begitulah kira-kira, dan saya harap apa yang saya utarakan ini bisa diterjemahkan dengan baik oleh para pemangku kekuasaan kita," harap Deni.
Meskipun Kepri belum bisa bebicara banyak dalam prestasi olahraganya, lanjut Deni, namun Kepri dia yakini bisa bangkit dan unggul dibidang sport tourizm dan disusul sport industrinya. Karena kenyataannya hal tersebut sudah mulai berjalan dan terekspose.
Kembali masalah persiapan PON XX di Papua, Deni berharap ada komitmen bersama baik KONI, Pemprov Kepri maupun DPRD untuk memikirkan apapun yang dibutuhkan, termasuk anggaran. Jika saat ini sedang krisis APBD karena recofusing akibat pandemi covid-19 yang tidak berkesudahan. Deni yakin masih ada jalan lain, karena banyak perusahaan besar di Kepri, terutama Batam yang siap ikut ambil bagian memajukan olahraga di Kepri.
Hal lain yang perlu dipikirkan juga adalah persiapan bonus untuk atlit yang berhasil mengukir prestasi untuk Kepri, termasuk bonus pelatih.
"Disini (Riau) para atlit yang berprestasi kita jaga terus dan bahkan kita gaji setiap bulan. Begitulah kita menghargai para atlit yang sudah mengharumkan nama daerah," pungkas Deni. (tm)