Asuransi AIA
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Ribuan nasabah salah satu perusahaan asuransi yakni AIA, merasa dirugikan dengan salah satu produk asuransi dari perusahaan tersebut. Akibat hal tersebut, ribuan nasabah membuat forum di Facebook (FB) berjudul "Korban Penipuan Asuransi AIA".
Forum ini pun telah menjaring setidaknya 5.000 anggota yang berasal dari berbagai daerah. Ribuan nasabah tersebut protes hal serupa dengan hilangnya sebagian dana mereka ketika akan dicairkan.
"Saya sudah ikut asuransi AIA berjalan 5 tahun sampai bulan ini. Premi per bulan Rp500 ribu (Rp6 juta/tahun). Setelah saya cek saldo di My AIA ternyata cuma ada Rp20 juta yang seharusnya Rp30 juta. Dan itu pun nanti kalau saya tupol di tahun ke-5 ini kena pinalti 30% jadi tinggal Rp15 jutaan. Jadi udah jelas rugi Rp15 jutaan. Terus tadi saya coba amati dari tahun ke tahun sampai ke-5 ini dan saya simpulkan tidak pernah ada tahun yang bisa nguntungin (minimal modal balik full). Cuma kalau saya ambil di tahun ke-6, nanti ruginya Rp10 jutaan (lebih sedikit/pinalty 10%)," kata Anobi Nurahman Davin, salah seorang nasabah AIA.
Adapun beberapa nasabah yang sama merasa rugi dengan investasi di AIA. “Saya baru saja tutup asuransi AIA Syariah investasi, per bulan sebesar Rp400 ribu selama 7 tahun. Secara matematika nabung Rp400 ribux84= Rp33.600.000, nyatanya saya hanya dapat Rp22.000.000 lebih saja. Sungguh kejam AIA, keringat saya selama 7 tahun di maling segitu gedenya. Janji untung malah buntung,” begitu tulis pemilik akun Yoga Setiawan.
Melihat kerjadian tersebut, Penulis buku Public Relations Crisis, Dr. Firsan Nova Firsan mengatakan keluhan nasabah semacam itu harusnya menjadi catatan penting bagi manajemen AIA untuk melakukan koreksi. Namun demikian, ia juga mengingatkan pentingnya usaha melakukan engagament kepada para nasabah.
“Situasi semacam ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Harus ada langkah-langkah sistematis untuk mengurangi potensi kerugian yang lebih besar,” kata Firsan yang juga CEO Nexus Risk Mitigation and Strategic Communications yang sudah berpengalaman menangani sejumlah persoalan krisis komunikasi publik, Kamis (1/4/2021).
Ia juga mengatakan seharusnya AIA melakukan audit atau evaluasi internal kepada agennya yang langsung berhadapan dengan publik untuk menjelaskan dengan benar produk keuangan yang dijual ke masyarakat.
"Dengan sikap seperti itulah maka AIA akan bisa mengisolasi konflik agar tidak semakin meluas yang nantinya bisa merugikan secara bisnis,” kata Firsan.
Menurut Firsan lagi, agar tak membesar dan semakin parah, AIA perlu melakukan empat isolasi yaitu, isolasi isu, isolasi stakeholder, isolasi dampak krisis dan isolasi media.
"Inilah yang harus segera ditempuh oleh AIA. Soalnya secara psikologis, ramainya pemberitaan negatif ini telah mendorong semakin besarnya tekanan nasabah untuk menarik dana mereka,” ujarnya. (tm)