Pelatihan Tudong Manto
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG- Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3PM) Kota Tanjungpinang terus mendorong para perempuan di Kota Tanjungpinang untuk produktif. Salah satunya dengan memberikan pelatihan pembuatan Tudong Manto kepada puluhan ibu rumah tangga (IRT) di kota Tanjungpinang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tanjungpinang, Rustam menjelaskan dipilihnya kerajinan tudong manto sebagai kerajinan yang dilatihkan, karena dinilai mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga bisa menjadi alternatif untuk peningkatan ekonomi keluarga, utamanya bagi ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan ibu-ibu rumah tangga tidak cuma sebagai ibu rumah tangga, tapi juga bisa berkarya, tentunya bisa meningkatkan tambahan penghasilan untuk keluarga,” ucap Rustam, Rabu (31/3/2021).
Disamping itu, lanjut Rustam, kerajinan tudong manto merupakan salah satu cabang kebudayaan lokal yang pernah berkembang dan mencapai masa keemasannya pada sekitar tahun 1850-an. Sehingga pelatihan ini dapat dipandang sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah.
Dari aspek pasar, pilihan kerajinan tudong manto juga dianggap sangat tepat karena permintaan pasarnya masih sangat tinggi, baik dalam rangka acara adat maupun dalam acara-acara resmi kedaerahan di kabupaten kota di provinsi Kepulauan Riau.
Menguatnya peran lembaga adat Melayu di provinsi dan kabupaten kota juga dipandang dapat memberikan andil yang besar terhadap meningkatnya permintaan tudong manto ini.
“Apalagi untuk kota Tanjungpinang, wali kota telah berkomitmen dan menghimbau para pimpinan OPD, camat dan lurah agar sekurang-kurangnya memiliki satu unit tudong manto,” pungkasnya
Selain itu, menurut Rustam, pengembangan Tanjungpinang sebagai kota pariwisata dan pusat pemerintahan juga dipandang ikut meningkatkan permintaan pasar tudong manto ini.
“Karena seringkali wisatawan atau tamu penting mencari souvenir khas daerah ini dan salah satu jawabannya adalah Tudong Manto ini,” sebut dia.
Di Kepri sendiri, penghasil tudong manto selama ini adalah di kabupaten Lingga dengan jumlah pengrajin sekitar 20 orang dan masa penyelesaian pemesanan sekitar 20-30 hari,” tambahnya.
Pelatihan pembuatan tudong manto ini, berlangsung selama 20 hari, sejak 17 Maret dan direncanakan berakhir pada 5 April mendatang.
“Berdasarkan keterangan dari peserta tingkat mahir, mereka mengaku telah mendapatkan pesanan pembuatan tudong manto. Tidak kurang dari 8 unit setiap orangnya dengan harga bervariasi antara Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per unitnya,” tutup Rustam. ***