Dua mobil jaman doeloe yang ada di kawasan wisata bekas camp pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Batam
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Setelah menempuh perjalanan lebih kurang satu jam dari Batam Center, sampailah saya bersama sejumlah teman di kawasan wisata Vietnam yang berada di Pulau Galang, Batam.
Saat sampai di gerbang kawasan wisata yang dulunya tempat tinggal pengungsi warga negara Vietnam tersebut, jam di tangan saya menunjukan tepat pukul 09.35 WIB. Sejumlah petugas penjaga kawasan wisata terlihat berjaga di pos yang berdiri tak jauh dari gerbang masuk kawasan wisata itu.
Didampingi dua petugas, kami menaiki mobil mengelilingi kawasan yang memiliki areal lebih kurang 80 hektare itu, dengan dipenuhi rindangnya pepohonan yang berada di sisi kiri dan kanan jalan.
Kondisi jalan dengan lebar yang memadai, bersih dan terawat ditambah dengan penampakan beberapa ekor Monyet yang bergantungan di lebatnya pepohonan, menambah eksostisnya suasana di kawasan wisata itu.
"Jumlah luas lahan keseluruhan lebih kurang 80 hektar. Itu sudah termasuk kawasan Rumah Sakit Khusus Inveksi yang didirikan sejak dua tahun terakhir," ujar seorang petugas menjawab pertanyaan yang saya lontarkan.
Tak lupa sang petugas bercerita bahwa dulunya kawasan ini duhuni oleh sedikitnya 250.000 pengungsi yang berasal dari Vietnam. Yaitu dari kurun waktu 1979 sampai dengan 1996.
Sehingga pada akhirnya, para pengungsi secara bertahap dipulangkan ke sejumlah negara yang bersedia menerima mereka sebagai warga negara, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Kanada, Prancis, Jerman dan lainnya.
Lebih dari satu jam berkeliling, akhirnya kami sampai di sebuah bangunan yang di depannya teronggok dua unit mobil jaman doelu. Jika dilihat dari tongkrongannya, yang berwana putih merupakan truk merek Marcedes Benz dan yang berwarna hijau adalah Toyota jenis Hardtop.
"Kedua mobil ini diperkirakan produksi tahun 1970-an. Dulunya digunakan sebagai kendaraan operasional oleh petugas PBB. Dan sekarang kondisinya sudah rusak. Tapi dulu sewaktu kondisinya baik, saya sering melihat mobil ini bergerak dan berjalan hilir mudik di lokasi ini," ujar Abu, salah seorang petugas yang turut mendampingi kami.
Tidak hanya itu, pria yang dibesarkan di bekas Camp pengungsian Vietnam tersebut, mengakui bahwa saat ini dia masih sering berkomunikasi via hand phone dengan warga bekas warga Camp Vietnam yang sudah berada di sejumlah negara.
"Sampai saat ini, saya masih sering berkomunikasi dengan bekas warga Vietnam yang dulu tinggal di camp ini. Bahkan kami punya group Wa. Dan tak jarang di antara mereka datang kemari melihat kuburan maupun hal yang terkait dengan keluarga dan para leluhurnya," papar Abu.
Tak terasa, hampir tiga jam kami berkeliling di lokasi yang penuh nilai sejarah tersebut. Banyak pengetahuan dan pembelajaran yang saya dapatkan dalam perjalanan itu.
Dari dulu Indonesia adalah negara besar yang sangat peduli dengan nilai-nilai kemanusian dan bekas Camp Vietnam di Pulau Galang Batam yang saat ini dijadikan sebagai kawasan wisata sejarah, adalah saksi bisu atas kepedulian Indonesia terhadap nilai-nilai kemanusian tersebut. (aldi)