Ketum Golkar Airlangga (kiri) dan Ketum NasDem Surya Paloh
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Partai NasDem mengaku berencana menjajaki koalisi dengan Partai Golkar demi lolos ambang batas presiden di Pemilu 2024, dan mengklaim bukan demi melobi terkait revisi UU Pemilu.
Diketahui, dalam UU Pemilu, syarat mencalonkan presiden alias presidential threshold ialah partai atau gabungan partai memiliki 20 persen suara nasional atau 25 persen kursi parlemen.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan saat ini partainya baru menjalin komunikasi dengan Partai Golkar. Namun, ia memastikan pihaknya juga bakal membuka komunikasi dengan partai lain.
Diketahui, Partai NasDem memperoleh 9,05 persen suara nasional pada Pileg 2019. Sementara Partai Golkar meraih 12,31 persen suara. Jika sepakat berkoalisi, dua parpol ini bisa mengusung pasangan capres-cawapres tanpa berkoalisi dengan parpol lain."NasDem juga melakukan [komunikasi] dengan semua partai yang lain untuk melakukan penjajakan. Jadi, tentu kami sadar kami belum memiliki tiket [mengusung capres] yang full, karena syarat 20 persen, tugas kami melakukan komunikasi dan koalisi politik yang secara simultan dilakukan," kata dia, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (4/4).
Sebelumnya, Ketua Partai NasDem Surya Paloh sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Willy tak membantah keduanya sempat membicarakan konvensi capres Partai NasDem yang rencananya digelar 2023.
Menurut Willy, dalam waktu dekat, Surya Paloh atau pengurus partai lainnya berencana bertemu dengan sejumlah partai lain untuk melakukan penjajakan.Menurut Willy, pertemuan Surya dengan Airlangga sebatas silaturahmi biasa. Namun, memang ada pembahasan terkait pilpres 2024. "Biasa lah abang adek kalau ketemu gitu lah. Wajar," imbuhnya.
"Ada agenda [pertemuan] beberapa. Ya, Pak Surya kan terbatas ya (waktunya). Tapi yang lain ada Prananda Paloh sebagai ketua Bappilu, ada Ahmad Ali sebagai waketum yang akan menjajaki koalisi, membuka komunikasi dengan yang lain," tutur Willy.
"Iya, tentu kita kalau komunikasi politik terbuka aja. Enggak masalah dengan siapa aja, yang penting kan bisa ketemu dengan agenda yang ditawarkan oleh NasDem," kata Willy.Menurut Willy, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan bakal menjalin komunikasi dengan PDIP. Sebab, baik NasDem dan PDIP saat ini masih berada dalam gerbong koalisi pemerintah.
"Itu prinsipnya, tentu kita dalam melakukan komunikasi harus membuka diri. Kalo yang lain sudah punya agenda, tentu itu bisa sharing agenda atau bentuknya lebih silaturahmi," ujarnya menambahkan.
"Enggak. Kemarin silaturahmi aja Pak Airlangga. Kan waktu Pak Airlangga datang ke pulau keputusannya (tidak merevisi UU Pemilu) sudah ada. Jauh sebelum itu," ujarnya. (tm)Dalam kesempatan itu, Willy juga membantah bahwa penjajakan koalisi dengan Golkar memiliki misi terselubung, yakni soal revisi UU Pemilu. Seperti diketahui, NasDem dan Golkar mulanya mendukung revisi UU Pemilu, sebelum akhirnya berubah haluan dan satu suara dengan Presiden Joko Widodo agar UU Pemilu tak direvisi.