Iran Sukses Uji Coba Rudal Cerdas Berjarak 300 Kilometer

Senin, 15 Februari 2021

Uji coba rudal jarak pendek milik Iran berjalan sukses

TRANSKEPRI.COM.TEHERAN- Militer Iran melakukan uji coba penembakan rudal "pintar" jarak pendek yang canggih, Minggu (14/2) seperti dilaporkan media pemerintah setempat.

Menurut kepala pasukan darat, Jenderal Kioumars Heidari, jangkauan rudal itu mencapai 300 kilometer. Jenderal Heidari mengatakan rudal "pintar" ini mampu bekerja dalam "kondisi cuaca apapun". Namun, ia tidak mengungkap di mana tes itu dilakukan seperti dilaporkan kantor berita resmi IRNA seperti dilansir AP.

Tentara nasional Iran memilki rudal kendali jarak pendek. Mereka juga mengoperaskan rudal jarak jauh yang mampu menempuh jarak hingga 2.000 kilometer. Jarak ini cukup jauh untuk mencapai pangkalan militer Israel dan Amerika Serikat. Rudal-rudal ini dikendalikan oleh Pengawal Revolusi Iran.

Wakil kepala angkatan darat Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan kepada IRNA saat ini Iran dan Rusia tengah dalam pembicaraan untuk mengadakan latihan angkatan laut bersama di bagian utara Samudera Hindia. Rencananya latihan bersama itu akan dilakukan dalam "waktu dekat."

Teheran berusaha untuk meningkatkan kerja sama militer dengan Beijing dan Moskow saat berada di bawah sanksi yang dipimpin AS. Kunjungan perwakilan angkatan laut Rusia dan China ke Iran juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.Laksamana Sayyari mengatakan latihan tersebut bertujuan untuk "memperkuat keamanan" di kawasan. Ini adalah latihan kedua sejak 2019. Saat itu, kedua negara mengadakan latihan empat hari bersama angkatan laut China.

Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah meningkatkan latihan militer mereka. Pada hari Kamis, Pengawal Iran melakukan latihan di dekat perbatasan Irak menggunakan pesawat tak berawak, helikopter, dan tank.

Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir Iran, di mana Teheran telah setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan Presiden AS Joe Biden agar mengesahkan kembali perjanjian nuklir sebelum diubah oleh Donald Trump. Biden membuka kesempatan untuk membicarakan ulang kesepakatan itu.

Ketika AS kemudian meningkatkan sanksi, Iran secara bertahap dan secara publik mengabaikan batasan kesepakatan pada pengembangan nuklirnya. (tm)