Debt Collector
TEANSKEPRI.COM.BATAM - Debt collector sok jagoan masih tebar ancaman ke brother? Enggak usah takut bro.
Walaupun pandemi Covid-19 masih melanda, nyatanya debt collector masih berkeliaran. Bahkan nggak sedikit debt collector main tarik paksa motor dengan kekerasan.
Kalau brother ketemu oknum debt collector begitu, gak usah takut ya. Tinggal lapor mereka ke 5 lembaga ini, lengkap dengan nomor teleponnya:
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) - Pengaduan debt collector ‘nakal’ juga bisa lewat OJK.
Lembaga ini merupakan otoritas pengawas industri jasa keuangan yang wajib melindungi kepentingan konsumen atau masyarakat.
Pengaduan tersebut dapat dilayangkan ke OJK melalui:
2. Kantor Polisi - Mengadukan debt collector ‘nakal’ juga bisa langsung datang ke kantor polisi terdekat.
Membuat laporan, sehingga dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.
Supaya oknum debt collector enggak bisa beraksi dengan seenaknya lagi. Terutama yang sampai menebar ancaman akan pakai kekerasan.
3. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) - Jika diintimidasi debt collector dapat minta bantuan atau mengadukannya ke YLBHI.
Kantor LBH tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti LBH Jakarta, LBH Banda Aceh, LBH Padang, LBH Bandung, LBH Yogyakarta, LBH Denpasar, hingga LBH Papua.
Tinggal datang saja langsung ke kantor LBH sesuai domisili laporkan.
Untuk kantor pusat YLBHI, berada di Jl. Diponegoro No. 74, Menteng, Jakarta Pusat 10320.
Bisa juga lewat telepon di nomor 021-3929840, faks 021-31930140, atau email ke alamat info@ylbhi.or.id.
4. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menerima pengaduan konsumen, termasuk pengguna layanan jasa keuangan adalah YLKI.
Biasanya aduan yang ditampung YLKI, akan diteruskan lagi kepada OJK maupun BI untuk segera ditindaklanjuti.
Jika ada perilaku ‘premanisme’ oleh debt collector saat menagih utang, Anda dapat melaporkannya ke YLKI melalui:
5. Bank Indonesia (BI) - Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memberikan perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran (penarikan dana, transfer dana, kegiatan alat pembayaran menggunakan kartu ATM/debet/kartu kredit, uang elektronik, dan lainnya).***