Ruang Angkass
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Sebongkah batu diduga meteorit yang menimpa rumah salah satu warga di RT 21 Dusun Mulyodadi, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah pada Kamis (28/1) malam lalu dipastikan adalah benda antariksa.
Kepastian tersebut, setelah tim peneliti dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung menganalisa batu tersebut.
"Benar, batu itu adalah sisa meteorit yang masuk ke bumi. Kepastian bahwa batu itu adalah meteorit, ada sejumlah ciri yang sesuai dengan benda antariksa dan juga dilihat dari kandungan batuan," kata peneliti Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL), Robiatul Muztaba dalam keterangan tertulisnya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (30/1).
Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan ITERA Lampung ini mengatakan dalam pengambilan sampel dan penelitian yang dilakukan bersama Dosen Teknik Geologi ITERA Lampung, Danni Gathot Harbowo, ada sejumlah kandungan yang bisa dikategorikan sebagai benda antariksa yakni meteorit.
Ciri-ciri tersebut, kata Robiatul, yakni batu tersebut memiliki kandungan logam yang dikenal dengan nama stony iron dan ada sisi hitam dibagian batu akibat gesekan dengan atmosfer.
Selain itu, lanjut dia, batuan itu juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi dengan ditunjukkan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan."Kami juga sudah uji dengan magnet. Ketika ditemukan pemilik rumah, batu dalam kondisi hangat dan itu merupakan dampak bebatuan bergesekan dengan atmosfer, ada proses pembakaran disana,"bebernya.
"Jadi batu itu menunjukkan memiliki kandungan air, tapi bukan air dari bumi. Sehingga, sangat tampak batu itu berkarat meski dalam waktu singkat,"terangnya
Sementara Dosen Teknik Geologi ITERA Lampung, Danni Gathot Harbowo mengatakan, dari hasil pengujian dengan magnet, batu itu juga terbukti mengandung unsur logam.
"Mengenai unsur-unsur detailnya batu meteorit itu, akan kami analisa di laboratorium selama sepekan kedepan dan mudah-mudahan saja bisa lebih cepat sehingga kita bisa tau unsur-unsur didalamnya,"kata dia.
Selain itu, Gathot juga meminta kepada warga agar supaya tidak menyalahgunakan batu meteorit tersebut, termasuk mengonsumsi air rendaman batu tersebut. Sebab, kata Gathot, dikhawatirkan masih adanya unsur radioaktif dari meteorit tersebut.
"Dikhawatirkan adanya unsur-unsur yang terkandung di meteorit yang terkena panas, dan tekanan kahirnya meradioaktifkan beberapa unsur. Untuk itu, kami akan teliti lebih lanjut,"bebernya.
Gathot juga menyebutkan, penemuan meteorit tersebut, merupakan fenomena langka dan menjadi kesempatan ITERA Lampung untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap benda luar angkasa tersebut. (tm)