Ilustrasi: Gempa
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mencatat ada 59 kali gempa bumi yang terjadi di Indonesia Indonesia pada kurun waktu 1-22 Januari 2021.
"Bagaimana dengan 2021? Ini baru sekitar 23 hari. Nah ternyata kejadian gempa bumi sudah 59 kali terjadi. Ini data kemarin. Artinya hampir tiap hari terjadi gempa bumi di Indonesia," kata Dwikorita dalam konferensi pers di kanal YouTube BMKG, Sabtu (23/1).
Dwikorita lantas membandingkan data aktivitas gempa bumi yang terjadi pada bulan Januari 2020 lalu yang tercatat total 56 kali kejadian.
"Lah ini belum satu bulan udah 54 kali bahkan lebih. Kita memang melihat dan tren peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah Indonesia," kata Dwikorita.Ia mengakui bahwa tren aktivitas kegempaan di Indonesia pada awal tahun 2021 ini mengalami tren peningkatan ketimbang tahun sebelumnya.
Selain itu, Dwikorita juga mengungkapkan data bahwa aktivitas kegempaan di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Ia mencatat aktivitas kegempaan sebelum tahun 2017 hanya berkisar pada 5-6 ribu kali aktivitas kegempaan.
"Dan 2019 masih di atas 11.500 kali gempa. Namun 2020 agak menurun. Kami catat 2020 kemarin kejadian gempa sekitar angka 8 ribuan," kata Dwikorita.Namun, angka itu mengalami peningkatan pada tahun 2017 dengan intensitas 6-7 ribu kali aktivitas gempa bumi. Sedangkan, pada tahun 2018 aktivitas kegempaan kembali naik pesat menjadi 11 ribu kali kejadian.
Deputi bidang Geofisika, BMKG Muhammad Sadly mencatat bahwa pada 14 Januari 2021 lalu terjadi gempa dirasakan sebanyak 8 kali dalam sehari.
"Jika kita ingin mewaspadai titik-titik rawan bencana gempa dapat didasarkan pada kawasan yang diduga menjadi seismic gap, yaitu zona gempa potensial tetapi sudah sangat lama tidak terjadi gempa yang patut diwaspadai," kata dia.
Sadly merinci kawasan seismic gap di zona sumber gempa megathrust yaitu Kep Mentawai Sumbar, Selat Sunda, Selatan Bali, Sulawesi Utara, Laut Maluku, Utara Papua, dan Laut Banda.
Ia turut berpesan agar masyarakat patut waspada untuk setiap sumber gempa yang ada. Sebab, gempa dapat terjadi kapan saja dan dapat terjadi tidak hanya di zona seismic gap saja.Sementara untuk wilayah seismic gap di zona sumber gempa Sesar Aktif adalah Sesar Lembang (Jabar) dan Sesar Matano (Sulteng), Sesar Sorong (Papua Barat) dan Sesar Segmen Aceh.
"Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas BMKG merekomendasikan agar masyarakat mewaspadai kemungkinan terjadinya gempa susulan dengan kekuatan signifikan seperti lazimnya pasca terjadi gempa kuat," kata dia. (tm)