Stasiun luar angkasa NASA. FOTO/ Ist
TRANSKEPRI.COM. FLORIDA - Sebuah kapal kargo milik SpaceX tiba di Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS) pada Minggu pagi (8/12/) waktu setempat. Kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Badan Antariksa Amerika (NASA) melalui cuitan di akun resmi @NASA.
"Terkonfirmasi pada pukul 05.00 pagi waktu ET, pesawat ruang angkasa @SpaceX #Dragon berhasil tertangkap lensa robot @Space_Station oleh @Astro_Luca dan @AstroDrewMorgan. Kapsul #Dragon membawa lebih dari 5.700 pon ilmu pengetahuan dan persediaan," demikian cuitan NASA.
Pendaratan itu menjadi perjalanan selama tiga hari yang dimulai sejak Kamis (5/12) saat peluncuran Dragon dari Cape Canaveral Air Force Station Florida, Amerika Serikat.
Dalam kapsul luar angkasa itu turut dibawa 40 tikus yang dikirim ke ISS. Tikus-tikus tersebut akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana fungsi otot manusia saat berada di luar angkasa.
Adalah Se-Jin Lee, seorang profesor di Laboratorium Jackson dan Fakultas Kedokteran Universitas Connecticut, dan timnya yang mengirim sekelompok moustronaut atau tikus-tikus astronaut ke stasiun ruang angkasa.
Dikutip dari laman Space, Senin (9/12/2019) tindakan itu diambil untuk melihat apakah jika tidak ada mystotatin di dalam tubuh maka bisa mencegah penyusutan otot saat di luar angkasa. Selain modifikasi otot, tulang-tulang tikus itu juga akan disesuaikan.
Pemblokiran myostatin itu juga memblokir protein actavin yang mengatur massa tulang dan menambah ketebalannya. Hal itu diharapkan juga bisa melawan efek samping dari penerbangan luar angkasa.
Tikus yang mengunjungi stasiun luar angkasa tersebut dibagi menjadi lima kelompok. Setiap grup terdiri dari delapan binatang.
Mereka terbagi dalam kelompok tikus perkasa tanpa myostatin, tikus laboratorium normal, tikus dengan senyawa pemblokir myostatin, dan dua grup yang tidak akan mengalami perawatan apa pun di ruang angkasa.
40 tikus itu diharapkan kembali hidup-hidup. Pada saat itu dua kelompok terakhir akan diberi pemblokir myostatin.
Lee dan rekan-rekannya berharap bahwa format ini akan memungkinkan mereka menentukan apakah tikus dapat memulihkan massa otot yang hilang di ruang angkasa. (ssb/sindonews)