Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Presiden Amerika Donald Trump memperingatkan bahwa pemakzulan dirinya akan menjadi langkah yang berbahaya. Sebab, menurut ia, langkah tersebut bisa menimbulkan kemarahan besar.
"Adanya upaya pemakzulan terhadap saya menimbulkan kemarahan besar dan mereka (Kongres) tetap melakukannya," ujar Donald Trump pada hari Selasa kemarin waktu setempat, 12 Januari 2021.
Donald Trump tidak secara spesifik menjelaskan siapa yang akan marah apabila dirinya dimakzulkan. Namun, patut diduga yang ia maksud adalah kemarahan para pendukungnya. Sebab, Donald Trump mengatakan kemarahan besar itu bisa berujung pada kekerasan.
"Saya tidak menginginkan kekerasan terjadi," ujarnya.
Mantan kandidat Presiden Amerika, Evan McMullin, tidak senang dengan pernyataan Donald Trump tersebut. Menurutnya, pernyataan terbaru Donald Trump bernada ancaman untuk mereka yang mengupayakan pemakzulan. Namun, kata ia, hal itu malah semakin menjustifikasi pentingnya pemakzulan Trump.
"Ancaman Trump soal kekerasan akibat 'kemarahan besar' atas upaya pemakzulan, di mana bagian dari demokrasi kita, adalah bukti betapa adil dan pentingnya hal (pemakzulan) itu," ujar McMullin.
Sebagaimana diketahui, upaya pemakzulan Donald Trump bermula dari kerusuhan US Capitol pada Rabu pekan lalu. Pada peristiwa itu, ratusan pendukung Donald Trump menyerbut US Capitol untuk menghentikan pengesahan hasil Pilpres Amerika yang memenangkan Joe Biden.
Untungnya, pengesahan tetap berjalan walaupun prosesnya menjadi tertunda berjam-jam. Namun, berbagai properti milik negara rusak atau hilang dicuri. Selain itu, enam orang meninggal dalam peristiwa itu.
Donald Trump dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan US Capitol. Mereka yang hendak memakzulkannya berpegang pada pidato Donald Trump sebelum kerusuhan terjadi. Dalam pidatonya, Trump meminta para pendukungnya untuk bergerak ke US Capitol dan melewan pengesahan hasil Pilpres Amerika. Donald Trump mengklaim pidatonya tak provokatif.
Jika upaya pemakzulan Trump berjalan, maka hal itu akan menjadi yang kedua kalinya bagi Presiden Amerika ke-45 itu. Tahun lalu, Parlemen Amerika berupaya memakzulkannya juga atas dugaan penyalahgunaan wewenang untuk memaka Pemerintah Ukraina menginvestigasi Hunter dan Joe Biden atas binis migas Burisma. (tm)