KN SAR Wisnu 103 saat melakukan operasi SAR terkait jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Pulau Seribu
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kapal Nasional (KN) SAR Wisnu 103 turut terlibat dalam operasi pencarian korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan pulau Seribu, Jakarta. Ternyata kapal tersebut merupakan produksi anak bangsa, yakni PT Karimun Anugrah Sejati (KAS) - PT Global Maritim Lestari (GML) yang berlokasi di Tanjungunncang, Batam.
“Kami telah mengerahkan alat utama laut kami, seperti 3 rubber boat, RIB 03 Jakarta, kemudian KN SAR 103 Wisnu lengkap dengan personil rescue untuk bergerak menuju lokasi hilang kontaknya pesawat tersebut,” tegas Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman, S.E., M.Si.
KN SAR Wisnu 103 yang mulai diluncurkan dan beroperasi Desember 2019 lalu, merupakan kapal yang memiliki spesifikasi canggih untuk mendukung operasi SAR.
Bersama KN SAR Wisnu 103, pada waktu itu juga turut diluncurkan saudaranya, yakni KN SAR Kamajaya 104 yang juga merupakan produksi PT KAS - PT GML Batam dan memiliki kecanggihan yang sama dalam mendukung operasi SAR.
Saat melakukan peluncuran kedua kapal di Batam beberapa waktu lalu, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito mengatakan, kedua kapal tersebut memiliki kemampuan mengangkut 500.000 ton BBM dan air tawar sebanyak 100.000 ton.
Menurut Bagus, KN SAR Wisnu 103 juga dilengkapi fasilitas helly deck dan mempunyai sejumlah peralatan SAR modern, seperti Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan teknologi akustik.
Sistem peralatan ini merupakan strategi penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan menyerap gelombang suara.
Selain itu kapal juga dilengkapi Multibeam Echosaunder (MBES), yang berfungsi mendeteksi keberadaan objek berupa kapal karam bermaterial logam dan lainnya.
Kemudian kapal ini juga dilengkapi Remotely Operate Vehicle (ROV) adalah salah satu jenis robot bawah air yang dikendalikan menggunakan remote control.
Dikatakan Bagus, selain untuk keperluan operasi SAR, keberadaan dua kapal ini juga dapat digunakan sebagai kapal suplay dan kapal komando pengendalian (kodal) saat pelaksanaan operasi SAR.
"Kita berharap keberadaan Kapal Canggih milik Basarnas ini dapat mengoptimalkan penyelenggaraan operasi SAR sehingga lebih efektif dan efisien," kata Bagus. (009/dbs)