Pendiri RM Sederhana, H Bustaman
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kalau ada salah satu makanan yang jadi favorit hampir semua orang di Indonesia, barangkali jawabannya adalah masakan Padang. Walau membawa bumbu khas ala Padang tapi rasanya cocok di lidah orang-orang yang tinggal di daerah lain juga yang menyebabkan persebaran rumah makan yang satu ini jadi makin luas. Salah satu restoran yang paling terkenal barangkali Rumah Makan Sederhana.
Ternyata di balik kepopulerannya, ada cerita yang penuh drama dari sang pendirinya yang bernama H. Bustaman.
Berawal dari berbagai pekerjaan serta jatuh bangun dalam memulai bisnis ‘kecil-kecilannya’, kini Bustaman sudah memiliki ratusan cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia bahkan luar negeri. Jadi begini ceritanya…
Bustaman lahir di Sumatera Barat, namun ia harus merantau untuk mendapatkan pekerjaan di luar kampung halamannya
Bustaman lahir di Sumatera Barat pada tahun 1955 dan sekolah sampai lulus SD di sana, ia tak melanjutkan sekolah dan harus merantau karena faktor tradisi. Ia memutuskan untuk pergi ke Jambi dan melakukan berbagai pekerjaan berbeda seperti bekerja di kebun karet, menjadi penjual koran, hingga jadi tukang cuci di rumah makan. Ia juga sempat menjadi pedagang asongan dan memutuskan untuk melanjutkan berjualan rokok setelah pindah ke Jakarta ketika sudah menikah.
Di sana, Bustaman tinggal bersama adik iparnya di daerah Matraman, Jakarta Pusat namun terpaksa pindah ke daerah Pejompongan karena ada masalah antara orang Minang dan preman di sana. Kepindahan tersebut membuat penghasilannya jadi penurun.
Penghasilannya yang kian merosot membuat Bustaman memutar otak dan memutuskan untuk berkecimpung di bisnis makanan. Bustaman berpikir untuk memulai usaha makanan dengan menyewa sepetak tanah.
Uniknya, saat itu ia tak memiliki kemampuan memasak dan hanya berbekal pengalamannya menjadi tukang cuci piring di sebuah warung makan dulu. Ia mencoba untuk belajar memasak namun modal tak kunjung kembali, malah uang hasil berdagang dibawa kabur oleh pembantu barunya. Kegagalan ini tak lantas membuatnya menyerah, ia tetap berkecimpung di dunia kuliner dengan mencari tukang masak yang bisa ia percayai.
Saat bisnis sedang laku-lakunya karena masakannya ternyata enak, ia kembali menerima cobaan berupa gerobaknya yang harus diangkut oleh Satpol PP. Hal ini menyebabkan dirinya harus pindah ke lahan yang disediakan pemerintah.
Sebenarnya ia membutuhkan dua lapak, sayangnya satu nama hanya boleh memesan satu lapak saja. Ketika ingin meminjam nama pamannya ternyata tantenya jutru ingin mengelola bisnis makanannya sendiri. Meskipun demikian, rezeki memang tak ke mana, ternyata bisnis tantenya sepi dan ia mampu mendapatkan lapak di seberang lapak tantenya.
Rupaya cobaan belum kapok menghampirinya, rumahnya juga sempat terbakar hingga ia harus memulai lagi dari awal.
Suatu hari Bustaman sempat mengalami musibah berupa rumahnya di Pejompongan yang mengalami kebakaran yang membuatnya harus numpang tinggal di rumah pemasok bahan untuk masakan jualannya.
Seperti biasa, ia tak menyerah dan kembali bangkit untuk memulai semuanya dari awal hingga berhasil mendirikan sebuah restoran di tahun 1974 di Pasar Bendungan Hilir. Restoran ini makin sukses hingga saat ini sudah memiliki lebih dari 100 cabang restoran di berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri, bahkan restoran ini juga berkembang menjadi perusahaan bernama PT Sederhana Citra Mandiri.
Tahun 2000, merek ‘Sederhana’ didaftarkan sebagai merek dagang dengan logo Rumah Gadang dan dengan tulisan SA.
H. Bustaman mengawali bisnisnya dengan modal yang ia kumpulkan dari pekerjaan-pekerjaan sederhana yang ia lakukan sebelumnya. Berbagai kegagalan dan tantangan pun terus berdatangan, tapi berkat kegigihannya ia bisa mencapai titik seperti sekarang. (tm)