Ilustrasi: Corona varian baru
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Turki mendeteksi 15 kasus varian baru corona seperti yang pertama kali ditemukan di Inggris. Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca pada Jumat (1/1), waktu setempat.
Seperti dilansir Associated Press, mutasi baru corona itu diyakini lebih cepat menular dibandingkan varian yang menyebar pertama kali di China.
Koca mengungkapkan varian baru corona tersebut menginfeksi 15 pelaku perjalanan yang baru tiba dari Inggris. Saat ini, pasien menjalani karantina bersama orang-orang yang pernah kontak dengan mereka.
Sejak akhir Desember, Turki menerapkan kebijakan penangguhan penerbangan dari dan ke Inggris usai ditemukan penyebaran varian baru itu. Kebijakan itu sama seperti yang diambil oleh sejumlah negara lain, termasuk Indonesia.Koca juga menyatakan varian baru itu tidak ditemukan di tubuh pelaku perjalanan yang datang dari negara lain.
Pekan lalu, Turki juga mewajibkan pendatang dari luar negeri untuk membawa hasil tes PCR negatif sebelum diizinkan masuk.
Hal itu berkat penerapan jam malam dan penguncian wilayah (lockdown) di akhir pekan pada awal Desember.Turki sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi corona tertinggi di dunia. Namun, berdasarkan data resmi, rata-rata jumlah kasus mingguan saat ini turun ke kisaran 15 ribu dari sebelumnya di atas 30 ribu kasus.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Turki, jumlah kasus corona yang berujung kematian mencapai 21.093 kasus. Di saat yang sama, pemerintah Turki mendapat kritik yang menuding mereka secara sengaja meremehkan dampak pandemi di negara itu.(tm)