Kapolri, Jendral Idham Aziz
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan kepada seluruh anggota Polri untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Perintah tersebut disampaikan Idham Azis merespons dua peristiwa berbeda yang terjadi baru-baru ini.
Pertama, kasus perusakan mobil milik Ketua Persaudaraan Alumni atau PA 212 Slamet Maarif di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat.
Kedua, penembakan yang menewaskan enam pengawal pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab oleh petugas kepolisian di Tol Cikampek pada Senin (7/12/2020) pukul 00.30 WIB.
Perintah Kapolri yang disampaikan lewat Surat Telegram tersebut ditujukan untuk para Kapolda. Selanjutnya agar disampaikan kepada seluruh jajarannya.
"Tingkatkan pengamanan mako (markas komando), pos polisi, asrama, dan rumah sakit Polri," kata Idham Azis dikutip dari Wartakotalive.com pada Selasa (8/12/2020).
Selain meningkatkan kesiapsiagaan, kata Idham, Polda juga diminta menyiapkan pasukan anti anarki Brimob di wilayah yang terdapat kantong-kantong pendukung dan anggota FPI.
"Berikan arahan kepada seluruh anggota agar mengenakan helm, rompi anti peluru, dan bersenjata," katanya.
Selain itu, Idham menuturkan, agar anggotanya melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang masuk ke mako, asrama, pospol, termasuk kendaraan dan barang bawaan dengan metal detector.
Kemudian berikan arahan kepada anggota yang melakukan pemeriksaan supaya dilindungi oleh anggota yang bersenjata.
"Kepada anggota yang bertugas di lapangan agar diingatkan supaya meningkatkan kewaspadaan dan buddy system, baik pada saat patroli maupun di pos-pos polisi," kata Idham.
Lebih lanjut, Idham Azis juga meminta untuk meningkatkan moril anggota untuk tidak gentar dalam menghadapi senjata atau senjata tajam.
Respons FPI
Sementara itu, Sekretaris Umum FPI, Munarman, menyebut bahwa adanya insiden baku tembak dengan polisi merupakan tidak benar.
Sebab, kata Munarman, anggota FPI tidak pernah memiliki senjata api. Munarman mengatakan demikian usai mendengar keterangan Polda Metro Jaya atas tewasnya enam anggota FPI itu.
Menurut Munarman, awalnya pihak Imam Besar FPI Rizieq Shihab sudah diintai oleh sejumlah orang. Pengintaian dilakukan di Sentul, Megamendung, dan Petamburan, Jakarta Pusat.
Pengintaian itu disebut Munarman dilakukan selama 24 jam setelah Rizieq Shihab tiba di Indonesia pada Selasa (10/11/2020) lalu.
Terkait adanya pengintaian itu, Munarman menyebut memiliki bukti bahwa pengintai berjumlah sekira 30 orang. Mereka berasal dari institusi negara.
Bahkan, kata Munarman, mereka mengintai Rizieq Shihab dengan menggunakan drone.
Termasuk ketika pada Minggu (6/12/2020) pukul 22.30 WIB, Rizieq Shihab, bersama keluarganya berencana keluar dari Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Mereka berencana menghadiri pengajian keluarga di suatu tempat dengan mengakses Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Rizieq Shihab menggunakan satu mobil dengan keluarganya. Sementara tiga mobil lain mengawal mobil Rizieq Shihab.
Namun di perjalanan mobil rombongan Rizieq Shihab dihentikan oleh para penguntit yang tidak memakai pakaian seragam polisi. Mereka bahkan mencoba memotong jalan mobil Rizieq Shihab.
"Karena hal itu, maka para pengawal di mobil lain berusaha untuk melindungi Habib Rizieq Shihab," jelas Munarman di DPP FPI Senin (7/12/2020).
Mobil yang ditumpangi Rizieq Shihab pun berhasil lolos dari para penguntit berpakaian preman tersebut. Sementara tiga mobil lainnya menangani para penguntit tersebut.
Setelah itu, pihak DPP FPI pun tidak mendapatkan kabar dari enam laskar yang berada dalam satu mobil yang sama.
Maka dari itu, pihak DPP FPI menyebarkan rilis terkait kehilangan enam anggota FPI karena dicegat sekelompok pria berpakaian preman.
Keterangan Polisi
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan penembakan di Tol Japek terjadi ketika polisi sedang mengecek informasi soal adanya pengerahan massa terkait pemanggilan Rizieq Shihab di Polda Metro.
Kemudian, kata Fadil, kelompok yang diduga berasal dari Habib Rizieq ini melakukan penyerangan, sehingga petugas terpaksa melepaskan tembakan yang mengakibatkan mereka tewas.
"Kelompok diduga MRS yang menyerang anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal 6 orang," ujar Fadil dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.
Fadil menyebut bahwa massa yang menyerang petugas adalah massa yang dikerahkan untuk mengawal pemeriksaan Rizieq Shihab. Massa berada dalam sebuah kendaran.
"Ketika anggota mengikuti kendaran yang diduga adalah pengikut Rizieq petugas dipepet kemudian diserang menggunakan senjata api," kata Fadil.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas terukur terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS. Meninggal dunia sebanyak 6 orang." (tm)