Gedung DPR RI, Senayan Jakarta
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengatakan bahwa pengepungan rumah Menko Polhukam, Mahfud MD, di Pamekasan, Jawa Timur, merupakan tindakan yang tidak bisa ditoleransi.
"Aksi pengepungan di rumah orang tua Pak Mahfud MD ini membuktikan bahwa sebuah kelompok telah berlaku semena-mena terhadap negara karena MMD ini kan perwakilan negara. Ini jelas enggak bisa ditolerir karena sudah mengancam pribadi, apalagi orang tua menteri," kata Sahroni di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/12).
Sahroni kemudian mengatakan bahwa negara harus bertindak tegas dan memproses para pelaku pengepungan rumah Mahfud karena telah meresahkan masyarakat.
"Kalau rumah pribadi seorang menteri saja udah bisa dikepung atau dipersekusi seperti ini, apalagi rumah orang biasa," kata politikus Partai NasDem itu.
Ketika itu, rumah Mahfud tiba-tiba digeruduk ratusan orang yang datang dengan menumpang beberapa truk. Di depan rumah Mahfud, massa sempat berorasi sebelum dihalau oleh polisi.Insiden pengepungan rumah orang tua Mahfud oleh ratusan orang di Pamekasan itu terjadi pada Selasa (1/12) siang dan langsung memicu keprihatinan banyak kalangan.
Sebelum mengepung rumah orang tua Mahfud, massa telah mendatangi Mapolres Pamekasan. Dalam orasinya, massa meminta agar pemimpin FPI, Rizieq Shihab, tidak dijadikan tersangka kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19.
Mahfud mengatakan bahwa sebelumnya, ia selalu berusaha menahan diri dan tidak menggubris orang yang menyerang dirinya secara pribadi karena khawatir dianggap bertindak sewenang-wenang sebagai pejabat.Menyikapi insiden itu, Mahfud mewanti-wanti pihak yang mengganggu ibunya karena mengepung rumahnya di Pamekasan.
"Tapi kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan mengganggu Menko Polhukam," tulis Mahfud melalui akun Twitter @mohmahfudmd, Selasa (1/12). (tm)