Amin, pedagang keliling
TRANSKEPRI.COM.KARIMUN- Setiap hari laki-laki ini keliling Pulau Kundur menjajakan telur puyuh. Dengan mengendarai sepeda motor butut laki-laki yang bernama Amin ini menawarkan telur puyuh yang dia bawa dari rumah ke rumah. Sebungkus yang berisi 20 butir telur puyuh dia jual seharga dua puluh ribu rupiah.
Hujan panas tidak peduli. Yang penting telur puyuh yang dia jual hari itu bisa habis dan mendapatkan sedikit uang untuk istri dan lima orang anaknya yang begitu setia menunggunya di rumah.
Namun laki-laki separuh baya yang berumur 52 tahun ini tidak menyerah. Dia terus keliling Pulau Kundur setiap hari. Dia terus menjajakan telur puyuh. Dia terus telusuri jalan dan gang demi istri dan si buah hati.
"Penghasilan tidak menentu. Kadang banyak kadang ya sedikit. Saya hanya bisa mensyukuri saja dari hasil usaha yang saya lakukan," kata Amin ketika saya temui di Tanjung Belian, Kundur, Kabupaten Karimun, Rabu (25/11).
Meski penghasilan tidak menentu namun dari hasil penjualan telur puyuh yang Amin lakukan, laki-laki yang sudah beruban ini mampu menguliahkan dua orang anaknya. Anak pertamanya bernama Muhammad Ilham sudah semester akhir di Sekolah Tinggi Agma Islam Negeri (STAIN) Abdurrahman Tanjungpinang. Saat ini Ilham sedang menyusun skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Sarjana strata satu. Anaknya yang nomor dua bernama Dina Amaliah dan baru saja diwisuda di Poltekkes Tanjungpinang.
Sementara tiga orang anaknya yang lain masing-masing masih sekolah di SMK, SLTP dan SD. "Saya bersyukur meski hanya berjualan telur puyuh namun bisa menguliahkan dua orang anak. Saya hanya ingin anak-anak punya masa depan yang lebih baik. Saya tidak mengapa banting tulang setiap hari dengan menjual telur puyuh. Bagi saya yang terindah dalam hidup ini bisa melihat mereka tersenyum dan bahagia," katanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Bagi Amin yang berkulit sawo matang ini, hidup hanya sebuah perjalanan yang sudah ditentukan. Apa yang dia jalani saat ini merupakan sebuah realitas kehidupan yang tidak perlu disesali. "Saya nikmati saja. Susah dan bahagia itu sudah ditentukan. Yang penting kita tidak boleh menyerah dengan keadaan," katanya pelan.
Amin tidak lupa mensyukuri pencapaian yang sudah diraih. Meski dalam kondisi yang pas-pasan namun sudah mampu membiayai dua orang anaknya di perguruan tinggi.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Ansar Ahmad. Karena ketika beliau jadi Bupati Bintan dulu telah mempelopori berdirinya STAIN Abdurrahman, tempat dimana anak saya bisa kuliah. Beliau orang baik. Saya doakan semoga Allah memudahkan segala usaha dan upaya Pak Ansar dalam perjuangannya," tutupnya. (tm)