Penemu Vaksin Pfizer Yakin Segera Bisa Hentikan Corona

Jumat, 13 November 2020

Kantor vaksin Pfizer

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Perusahaan asal Jerman yakni BionNTech dan raksasa farmasi Amerika Serikat Pfizer mengklaim bahwa vaksin Covid-19 mereka 90 persen efektif untuk menghentikan pandemi virus corona.

Dalam wawancara pertamanya dengan sebuah surat kabar Inggris, Kepala Eksekutif BioNTech, Ugur Sahin mengatakan bahwa dia optimis dapat menghentikan pandemi Covid-19 di dunia.

"Jika pertanyaannya adalah apakah kita dapat menghentikan pandemi ini dengan vaksin ini, maka jawaban saya adalah ya," kata Sahin dikutip The Guardian, Kamis (13/11).

Dilansir dari Metro UK, diharapkan dua suntikan vaksin dalam selang tiga minggu dapat membuat orang kebal terhadap virus corona hingga satu tahun.

Analisis tentang apakah vaksin menawarkan tingkat perlindungan yang berbeda untuk orang-orang dari kelompok usia yang berbeda diharapkan bisa membuahkan hasil dalam waktu kurang dari sebulan.Tetapi para peneliti berencana untuk melihat apakah vaksin itu bekerja secara berbeda pada berdasarkan kelompok umur.

Kendati demikian, hingga hasil uji coba beberapa waktu lalu, Sahin tidak yakin apakah vaksinnya akan memicu reaksi yang cukup kuat dari sistem kekebalan manusia.

"Ada kemungkinan bahwa virus tidak benar-benar ditargetkan oleh vaksin, menemukan jalannya ke dalam sel dan terus membuat orang sakit," ujarnya.

Perusahaan BioNTech didirikan oleh pasangan suami istri Ugur Sahin (55) dan Oezlem Tuereci (53). Sahin dan Tuereci telah mengabdikan hidup mereka untuk memanfaatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker.

Saat ini, Sahin menjabat sebagai Kepala Eksekutif BioNTech dan istrinya sebagai anggota dewan eksekutif perusahaan itu.

Sahin merupakan putra seorang imigran Turki yang bekerja di pabrik Ford di Cologne, Jerman. Sedangkan Tuereci adalah putri seorang dokter Turki yang bermigrasi ke Jerman.

Sahin disebut gigih mengejar impian masa kecilnya untuk belajar kedokteran dan menjadi seorang dokter. Dia sempat bekerja di rumah sakit pendidikan di Cologne dan kota barat daya Hamburg, tempat dia bertemu Tuereci yang kelak menjadi istrinya.Sahin kini masuk jajaran 100 orang terkaya di Jerman. Hal itu berkat nilai pasar dari BioNTech yang terdaftar di Nasdaq, yang didirikan oleh pasangan itu menggelembung menjadi US$21 miliar atau Rp297 triliun pada penutupan saham pekan lalu, dari US$4,6 miliar atau Rp65,2 triliun setahun yang lalu.

Riset medis dan onkologi menjadi bidang yang disukai pasangan itu. Sahin dan Tuereci mengasah sistem kekebalan sebagai sekutu potensial dalam perang melawan kanker dan mencoba mengatasi susunan genetik unik dari setiap tumor.

Kehidupan Sahin dan Tuereci sebagai wirausahawan dimulai pada 2001 ketika mereka mendirikan Ganymed Pharmaceuticals untuk mengembangkan antibodi pelawan kanker.

Kerja keras pasangan itu terbayar setelah memenangkan pendanaan dari MIG AG, serta dari Thomas nd Andreas Struengmann yang menjual obat generik Hexal ke Novartis pada 2005. (tm)