Ansar Ahmad saar bersama warga Baloi Kolam, Batam
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kota Batam merupakan salah satu kota dengan potensi pertumbuhan terpesat di Kepulauan Riau bahkan mungkin di Indonesia. Posisinya yang strategis yang dekat dengan Negara Singapura dan Malaysia menjadikan Kota Batam sebagai salah satu destinasi utama bisnis dan perdagangan.
Mirisnya, di tengah keistimewaan kota yang kerap disebut sebagai kota industri ini, masih banyak ditemui permukiman kumuh yang biasa disebut Rumah Liar (Ruli) oleh warga Batam.
Selama ini, polemik permasalahan ruli di kota ini seolah tak pernah habis. Bukan sengaja karena tampaknya segala upaya sudah dilakukan warga yang bermukim di ruli untuk mendapatkan rumah tinggal dan kehidupan yang lebih layak.
Calon Gubernur Kepulauan Riau nomor urut tiga, Ansar Ahmad, mengatakan ke depan persoalan Ruli harus diselesaikan secara bertahap dan konferehensif. Apa pun persoalan yang dihadapi masyarakat, memang sudah seharusnya pemimpin berdiri paling depan untuk membantu mencari solusi setiap masalah yang dihadapi masyarakatnya.
Termasuk persoalan Ruli di Batam, harus ada kebijakan yang terukur yang bisa memberikan win win solution kepada semua pihak yang berkepentingan. Karena itu, kata Ansar, kalau dirinya terpilih sebagai Gubernur Kepulauan Riau dan HM Rudi terpilih sebagai Walikota Batam akan duduk bersama menyelesaikan persoalan Ruli secara bersama.
"Kedepannya kita tidak ingin ada istilah Ruli lagi di Batam ini. Karena sebutan Ruli itu berkonotasi kurang baik. Untuk itulah tugas kita sebagai pemimpin yang harus membantu dalam penyelesaiannya," kata Ansar Ahmad ketika menggelar kampanye di Baloi Kolam Kelurahan Sungai Panas Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Kamis (12/11).
Karena itu, kata Ansar, persoalan pembangunan Batam sebagai sentra pertumbuhan ekonomi harus bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Batam tanpa terkecuali. "Dan itu Pak Rudi ahlinya kalau soal Batam ini," kata Ansar yang disambut tepuk tangan meriah masyarakat peserta kampanye.
Dalam kesempatan tersebut Ansar juga meminta masyarakat Batam tidak terpengaruh pada isu-isu yang sifatnya menimbulkan polarisasi di masyarakat. Ansar sangat berharap masyarakat Batam, tanpa memandang status, suku, agama dan ras tetap menjaga harmoni kehidupan yang menjunjung tinggi persatuan dan kebersamaan.
"Batam ini miniaturnya Indonesia. Semua ada. Harus kita rawat dan kita jaga agar investasi terus masuk, ekonomi tetap tumbuh dan ketentraman masyarakatnya terjaga," pungkasnya. (tm)