Subuh Berjamaah Ternyata Menjadi Rahasia Sukses Gubernur Sumut Edy Rahmayadi

Kamis, 12 November 2020

Aldi Samjaya (penulis) dan Ketua Kadin Batam, Syamsul Paloh saat bersama Gubernur Sumut, Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi

Oleh: Aldi Samjaya Chaniago 

 

"Kalian harus kompak, jangan sampai ada yang memecah belah organisasi ini. Jika ada oknum yang mau memecah- belah, berhadapan dengan saya dan mulai detik ini silahkan angkat kaki dari sini"

Itu salah satu penggalan pernyataan yang disampaikan oleh Edy Rahmayadi pada 2014 silam, saat dia menjabat Panglima Kodam I Bukit Barisan (BB). Ketika itu saya termasuk salah seorang yang diundang dan mewakili Provinsi Kepri dalam pertemuan pengurus Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI/Polri (FKPPI) se wilayah Kodam I BB, bertempat di Makodam I BB, Medan.

Tak berselang lama, Edy Rahmayadi mendapat promosi menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Saat beliau menempati posisi ini, saya juga mendapat kesempatan untuk hadir dalam pertemuan pengurus FKPPI se Indonesia yang digelar di Auditorium Jakarta Convention Center.

Kembali, Edy Rahmayadi bersama Panglima TNI saat itu, Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan pidatonya.

"Saya ini anak TNI, saya juga TNI. Saya minta jaga soliditas organisasi FKPPI ini. Jangan kalian gunakan untuk kepentingan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Bagi yang coba-coba memecah-belah FKPPI ini, berhadapan dengan saya," demikian salah satu pernyataan Edy Rahmayadi dalam pertemuan tersebut.

Yang ingin saya sampaikan disini, bahwa tidak terbantahkan, Edy Rahmayadi adalah sosok yang tegas, punya karakter dan memiliki kesan bagi setiap orang yang pernah berhubungan dengan dia.

Apalagi bagi warga Batam, sosok Edy Rahmayadi tentu tidak asing lagi. Pada medio 2002, tamatan AKMIL 1985 ini pernah menjabat Komandan Kodim Batam. 

"Sepanjang Komandan Kodim Batam, Pak Edy termasuk sosok yang memberikan banyak kesan positif, baik terhadap anak buahnya di TNI AD, maupun masyarakat Batam. Disiplin, tegas, berkarakter dan punya kepedulian tinggi kepada daerah tempat dia menjabat, itulah sosok Pak Edy," kesan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Syamsul Paloh yang mengenal dekat Edy Rahmayadi saat saya minta tanggapannya.

Kemudian pasca pensiun dini dari TNI AD, karena menyatakan diri maju dalam kontentasi Gubernur Sumut, saya baru kembali berjumpa dengan Edy Rahmayadi pada awal November 2020 ini.

Saya bersama Syamsul Paloh, saat itu janji bertemu beliau di rumah dinas Gubernur Sumut (Gubsu), jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan. Waktu kami sampai di kediaman Gubsu setelah menempuh perjalanan dari Batam, bertepatan dengan azan Magrib berkumandang.

Salah seorang protokol gubernur mempersilahkan kami untuk sholat Magrib berjamaah di sisi samping komplek rumah dinas Gubsu. Sebuah masjid bernama Masjid Gubernur Sumatera Utara yang bersih dan terawat dengan kapasitas sekitar 500 jemaah berdiri disitu.

"Iya bang, masjid ini ada sejak Pak Edy jadi gubernur. Dulu ini lapangan Tennis dan sejak masjid ini ada, Alhamdulillah pak gub sekeluarga dan para pegawai rumah dinas gubernur serta para tamu tidak perlu jauh-jauh lagi sholat keluar," ujar sang protokol.

Di masjid ini, Edy Rahmayadi terlihat berbaur dengan semua jemaah sholat Magrib. Seusai sholat, di teras masjid, dengan hangat Edy langsung menyapa, sembari memerintahkan stafnya untuk mempersilahkan kami masuk ke kediamannya.

"Wah, jam berapa sampai dari Batam. Langsung tunggu di ruangan makan ya, kita langsung makan malam," ujar Edy dengan hangat.

Oleh protokol Gubsu, kami langsung diarahkan ke ruangan makan keluarga yang merupakan salah satu ruangan yang ada dalam komplek rumah dinas Gubsu. Kalau dibandingkan dengan areal gedung daerah Kepri di Tanjungpinang, luas areal rumah dinas Gubsu mencapai empat kali lipatnya.

Di atas meja sudah terhidang berbagai penganan, masakan khas medan dan santapan lainnya. Tak lama berselang, Edy Rahmayadi hadir di ruang makan, sekaligus mempersilahkan kami untuk bersantap malam, sembari diselingi dengan diskusi dan pembicaraan seputar maksud kami menjumpai sang gubernur.

Kami mulai pembicaran sekitar pukul 19.00 WIB sampai pukul 21.15 WIB. Lebih dari dua jam kami melakukan pembicaraan. Protokol yang awalnya mengatakan bahwa Gubsu bisa bertemu hanya sebentar saja, karena ada kegiatan lain, sepertinya tidak terbukti.

Kami hanya ditinggal sekitar 20 menit oleh Edy Rahmayadi, ketika yang bersangkutan harus minta izin ke masjid untuk menunaikan sholat Isya.

"Iya pak, setiap azan berkumandang pak Edy akan meninggalkan aktivitas dunianya, untuk melakukan sholat berjamaah. Syukur bapak tidak datang ke sini hari Senin atau Kamis, karena kalau dua hari itu, pak Edy selalu puasa sunat dan mengundang banyak anak yatim dan masyarakat untuk berbuka puasa di kediaman," ujar salah seorang staf di rumah dinas Gubsu.

Saat meninggalkan kediaman, Edy Rahmayadi turut mengantar kami sampai ke teras rumah dinas Gubsu yang sangat luas itu. Dengan hangat dan ramahnya beliau menyampaikan, sampai berjumpa lagi.

Sepanjang saya berinteraksi beberapa kali dengan sosok Edy Rahmayadi. Dari saat yang bersangkutan menjabat Dandim Batam hingga menjabat posisi strategis di TNI AD dan sampai saat ini menjadi Gubenur Sumatera Utara, saya melihat figur Edy yang tegas dan berkarakter tidak pernah luntur.

Bahkan, saat ini saya semakin tahu, bahwa ternyata Edy Rahmayadi adalah seorang pribadi yang juga hangat dan religius.

Ketika saya bertanya apa rahasia hidupnya sehingga dapat meraih berbagai jabatan strategis di TNI AD hingga bisa menjadi gubernur di Provinsi Sumut yang terdiri dari 33 kabupaten/kota dan dihuni lebih dari 14,6 Juta penduduk tersebut, pria yang pernah menjabat Ketua Umum PSSI ini mengatakan salah satu rahasianya adalah, jangan tinggalkan sholat Subuh berjamaah.

"Anda mau sukses dan mendapat derajat tinggi dari Allah SWT. Jaga Subuh berjamaahnya ya," pesan Edy.

Dua jam lebih kami berjumpa dan mengulas banyak hal dengan Edy Rahmayadi. Saya semakin mengangumi beliau. Dan bahkan pada kesempatan itu saya sempat menyampaikan satu kalimat, "Indonesia butuh sosok seperti pak Edy dan beruntung saat ini Sumut punya gubernur seperti seorang Pak Edy", sembari ditanggapi dengan senyuman oleh Edy Rahmayadi  ***