Antrean masyarakat di SPBU
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Sejak satu minggu terakhir hingga hari ini, Senin (02/11/20) Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite mengalami kelanggkaan di Batam. Akibatnya, antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU pun tidak terelakkan.
Kekosongan stok premium dan pertalite tersebut nyaris terpantau di semua SPBU kawasan Batam. Defrizon, salah seorang supir angkutan taksi online mengatakan sejak 1 minggu belakangan ini entah kenapa untuk BBM Premium telah menghilang dari SPBU di Batam. Sehingga dirinya harus mengisi BBM pertalite dengan harga yang lebih mahal
"BBM Premium, dimana mana SPBU itu kosong, sejak seminggu belakangan ini.
Sedangkan untuk BBM Pertalite, sudah mulai langka pula. Sehingganya, harus mengisi tangki dengan BBM Pertamax, kalau tidak ingin mogok di jalan," sebut Defrizon, dengan lesu.
Untuk pengisian BBM Pertamax, ungkap supir taksi online ini, bukannya kami tak mau. Tetapi ada selisih harga yang jauh berbeda, sehingga sangat berdampak di penghasilan tambangan umum.
"Ongkos tetap, tetapi harga BBM mahal. Akibatnya, ya kami merugi," ungkapnya, dengan wajah kecewa.
Sementara itu, diberbagai SPBU Batam karyawannya mengatakan, sejak 3 hari belakangan BBM premium dan pertalite tidak masuk dari pangkalan Pertamina.
"Iya, BBM premium dan pertalite kosong sejak dua hari belakangan ini dan kami tidak tau apa sebabnya. Yang tersedia saat ini BBM Pertamax serta Dexlite saja," ucap salah seorang karyawan SPBU, di Tiban.
Kosongnya BBM tersebut menurut salah satu petugas, dikarenakan tidak adanya pasokan yang masuk pada hari Minggu.
"Hari Minggu kan libur. Maka nggak ada BBM yang masuk. Tetapi mungkin nanti jam 12 sudah masuk," ucapnya lagi.
Pantauan di lapangan, tampak sejumlah karyawan SPBU sedang melakukan pengisian BBM kepada kendaraan yang mengantri, tapi di pompa Pertamax saja.
Untuk sebagian SPBU, masih ada warga yang mengantri pertalite, karena masih memiliki stok BBM tersebut. Sedangkan untuk premium, telah 3 hari belakangan ini kosong.
"Untuk BBM Pertalite ini masih ada stok hingga 2 jam kedepan. Setelah itu habis dan menunggu pasokan dari Pertamina, mungkin besok atau lusa," ungkap Andi.
Ironisnya, beberapa pengecer BBM tepi jalan, banyak warga yang menjual BBM tersebut, yang menggunakan botol air mineral dengan harga yang lebih mahal. Bahkan, mereka menjual BBM tersebut di samping SPBU.
"Kami membeli BBM ini ke SPBU, disaat pasokan datang. Kemudian kami jual ke kendaraan yang tidak kebagian premium setelah mereka menganti panjang," kata salah seorang pengecer tepi jalan, cuek.
Nasib serupa, tampak dialami Edi, warga Tiban Kampung, yang terpaksa mengisi mobil taksinya dengan membeli eceran di pinggir jalan.
"Ya, harus gimana lagi, daripada mogok. Eceranpun tak apa-apa," kata Edi dengan nada kesal. (wan)