Roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke wiayah Israel. FOTO Reuters
TRANSKEPRI.COM. TEL AVIV - Lebih dari 1.500 roket dan mortir telah ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza dalam kurun satu tahun terakhir. Sementara lebih dari dua lusin ditembakkan dari Suriah ke wilayah Israel. Ini adalah peningkatan yang signifikan dalam empat tahun terakhir.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh Shin Bet (Badan Keamanan Israel), mayoritas roket dan mortir yang ditembakkan ke Israel selatan selama setahun terakhir terjadi selama tiga putaran konflik dengan Hamas. Sementara lebih dari 2.600 roket dan mortir telah ditembakkan selama dua tahun terakhir dari Gaza.
Seperti dilaporkan J-Post, pada akhir November 2018, lebih dari 500 roket dan mortir ditembakkan ke Israel selatan dalam kurun waktu 48 jam, termasuk rudal anti-tank Kornet menuju bus kosong milik Israel Defense Forces (IDF). Serangan rudal ini terjadi setelah serangan komando IDF yang gagal di kota Khan Yunis di Gaza selatan.
Pada Mei 2019, Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ) kembali meluncurkan 690 roket dan mortir ke Israel dalam rentang kurang dari 48 jam. Sementara sebagian besar proyektil mendarat di wilayah terbuka, 240 dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome, dan 21 lainnya menghantam rumah. Satu rudal anti-tank Kornet ditembakkan ke arah mobil sipil, menewaskan pengemudi.
Pada Maret 2019, militan Palestina menembakkan lebih dari 60 roket ke Israel selatan, setelah Israel membalas serangan rudal jarak jauh dari Gaza yang menghancurkan sebuah rumah warga sipil, sekitar 120 km dari pusat komunitas Israel Mishmeret. Serangan rudal ini melukai tujuh anggota yang berasal dari satu keluarga.
Menanggapi tembakan roket dari Gaza, IDF telah menyerang hampir 1.000 target di Jalur Gaza selama setahun terakhir. Sebagian besar target itu adalah milik Hamas.
(esn) (Sindonews.com).