Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Presiden AS Donald Trump positif COVID-19 pada Jumat (2/10). Meski awalnya disebut tak memiliki gejala, Trump terlihat mengembangkan kondisi serius akibat infeksi COVID-19.
Sesaat setelah kabar positifnya, Trump mengalami gejala ringan COVID-19 seperti demam dan kelelahan. Tak lama, ia langsung dibawa ke RS milter Walter Reed untuk mendapat penanganan lanjutan.
Disebutkan bahwa kondisi Trump menurun setelah diberikan obat eksperimental COVID-19. Beberapa ahli kesehatan juga menduga kondisi Trump saat ini jauh lebih parah daripada yang disampaikan.
Berikut beberapa hal yang mengindikasikan Trump tidak baik-baik saja saat terinfeksi COVID-19 seperti yang dirangkum detikcom dari berbagai sumber.
Trump dibawa ke RS Walter Reed pada Jumat (2/10) dengan helikopter. Pihak Gedung Putih mengatakan Trump bakal dirawat di sana selama beberapa hari.
"Atas rekomendasi dari ahli medis, presiden akan bekerja dari kantor kepresidenan di Walter Reed untuk beberapa hari," ujar sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, dikutip dari CNN.
Saat dirawat di RS Walter Reed, dr Sean Conley menyampaikan Trump diberi obat steroid dexamethasone sebagai bagian dari pengobatan COVID-19. Diresepkannya Trump dengan dexamethasone merupakan kabar yang mengkhawatirkan sebab obat tersebut hanya diberikan pada pasien COVID-19 yang kritis.
"Kami memutuskan bahwa dalam kasus ini manfaat potensial (dexamethasone) mungkin lebih besar daripada risikonya saat ini," papar dokter Gedung Putih, Sean Conley, kepada wartawan di luar Walter Reed Medical Center, seperti dikutip dari laman CNN International.
Ahli Penyakit Menular Amerika mengatakan dexamethasone hanya diberikan pada pasien COVID-19 dengan gejala berat atau membutuhkan bantuan oksigen. Penelitian menunjukkan dexamethasone mungkin berbahaya bagi pasien dengan gejala ringan.
"Kami hanya memberikan dexamethasone kepada pasien yang membutuhkan oksigen tambahan," kata Dr Amesh Adalja, spesialis penyakit menular di Universitas Johns Hopkins.
Dokter kepresidenan AS dr Sean P Conley mengakui kadar oksigen Trump turun dalam beberapa hari setelah didiagnosa terinfeksi COVID-19. Trump juga mengalami demam tinggi pada Jumat (2/10) pagi, namun membaik di hari Minggu (4/10).
Menurut dr Conley, saturasi oksigen Trump sempat turun di bawah 90 persen. Saat ini, kadarnya ada di angka 98 persen, sementara rentang normalnya ada di 95-100 persen.
"Seperti pada penyakit apapun, sering ada naik turun dalam perkembangannya," kat dr Conley dalam konferensi pers baru-baru ini.
Mengingat Trump berusia 74 tahun dan memiliki kelebihan berat badan, risiko mengalami komplikasi akibat COVID-19 juga kian tinggi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang lanjut usia dalam rentang 65 hingga 74 tahun berisiko lima kali lebih besar dirawat di rumah sakit. Risiko kematian karena COVID-19 pun 90 kali lebih besar dibandingkan kelompok dewasa muda berusia sekitar 18 hingga 29 tahun.(tm)